Berlokasi di Lapangan Udara (Lanud) Gading Wonosari, Yogyakarta, puluhan tim beradu kemampuan robot bikinan sendiri. Tiga diantaranya merupakan delegasi ITS. Dalam mengikuti KRTI 2015, sedikitnya terdapat tiga kriteria lomba, yakni Racing, Fixed Wing, dan Vertical Take Off Landing (VTOL). Dalam kriteria Racing, terdapat dua sub bagian, yaitu Heavy dan Light Weight. Sedangkan Fixed Wing terdiri dari kriteria Monitoring dan Mapping. Kriteria terakhir,VTOL, dibagi menjadi dua yaitu pemadam dengan air dan pemadan tanpa menggunakan air.
Utusan ITS sendiri ambil andil dalam lomba cepat kriteria Heavy dengan mengandalkan robot terbang bernama Jatayu Jet. Pada lomba Fixed Wing kriteria Monitoring dan Mapping, ITS mengirim robot Bajul Mabur. Sedangkan pada kriteria VTOL pemadam api dengan air, kontingen ITS mempercayakan robot terbang bernama Gatot Kaca.
Meski hal ini merupakan pertama kalinya bagi tim robot terbang ITS untuk menguji keberuntungan dalam lomba robot terbang, ternyata tim ini mampu meraih juara. Tim Bayucaraka ITS misalnya yang berhasil menggondol Juara Satu pada kriteria Heavy Racing (Jatayu Jet) dan Juara Tiga pada kriteria VTOL pemadam api dengan air (Gatot Kaca).
Isa Lufi Eka Agustin sendiri sebagai salah satu utusan ITS sempat pesimis mengikuti lomba ini. Bagaimana tidak, mereka hanya memiliki waktu selama dua minggu dengan tiga kali uji coba sebelum akhirnya bertanding di Yogyakarta. "Dalam tiga kali uji itu, kami masih belum memperoleh hasil yang memuaskan," tuturnya.
Selain waktu yang tidak mumpuni, tim ITS juga mengalami kendala finansial. Ketiga tim kesulitan menemukan sponsor untuk membantu kebutuhan dana. Meski sudah mengajukan beberapa proposal, namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil maksimal. Dengan dana seadanya, tim tersebut nekat bertolak ke Yogyakarta.
Namun tak disangka, pada saat pertandingan, Dewi Fortuna seakan berpihak pada mereka. Jatayu Jet menjadi salah satu dari empat robot yang berhasil menjalankan misi. Robot ini berhasil terbang sejauh 700 meter pada ketinggian 90 meter dengan kecepatan 115 kilometer per jam. "Jatayu Jet merupakan robot terbang yang tercepat diantara robot lainnya," jelas Isa. Alhasil, robot ini memenangkan podium pertama pada lomba balap kriteria Heavy Weight.
Berbeda dengan Gatot Kaca, robot ini berhasil memadamkan api di titik sasaran. Namun, ketika kembali ke posisi awal, robot ini tidak mampu mendarat tepat di titik awal. Akan tetapi, misi pemadaman yang berhasil itu mengantarkan robot ini pada tempat ketiga. Sedangkan Bajul Mabur, harus pulang dengan tangan hampa. Sebab, robot ini tidak dapat mengikuti perlombaan dikarenakan kerusakan pada beberapa bagian akibat mengalami kejatuhan.
Meski demikian, kontingen ITS patut berpuas diri lantaran prestasi tersebut cukup memuaskan bagi tim yang pertama kali terjun dalam KRTI. Isa berharap Tim Robotika ITS dapat mengambil pelajaran dari keikutsertaan pada lomba tersebut. "Semoga kedepannya Tim Robotika ITS semakin lebih baik dan lebih mengharumkan nama almamater," pungkasnya. (ven/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung