ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 September 2015, 22:09

Bahas UU Minerba, Pakar Smelter Angkat Bicara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saat ini, aturan pelarangan ekspor mineral mentah yang diterbitkan sejak tahun 2009 mulai mengundang banyak polemik. Mulai dari industri tambang yang sempat terpaksa berhenti operasi, perpanjangan izin ekspor, hingga masalah realisasi pembangunan smelter dalam negeri. ”UU Minerba adalah pintu awal kemandirian Indonesia dalam bidang energi. Tak heran jika berbagai persoalan muncul karena pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan kita mandiri,” tuturnya. 

Sebagai akademisi yang menguasai industri pemurnian hasil tambang, Sungging memandang optimis fenomena ini. Dipaparkannya bahwa Indonesia sesungguhnya mampu berdaulat secara energi. ”Teknologi smelter itu kuno. Sejak zaman Majapahit, Indonesia sudah bisa memurnikan dan memproses mineral tertentu. Lantas ke mana semua itu? Tentu banyak inkonsistensi disini,” ungkapnya serius. 

Saat berbicara soal kemandirian, berbagai pertanyaan terkait dominansi asing dalam sektor pertambangan pun dilontarkan mahasiswa dengan membara. Salah satunya adalah masalah perpanjangan kontrak perusahaan asing di Indonesia yang pengajuannya dikaitkan dengan pembangunan smelter dalam negeri.

Mendapat tanggapan tersebut, Sungging menyatakan dengan tegas bahwa kedaulatan energi adalah harga mati. "Saya bukan anti asing. Indonesia masih bisa bermitra dengan perusahaan asing di sektor teknologi misalnya," ujar Kepala Jurusan Teknik Material dan Metalurgi (JTMM) ITS ini. 

Alumnus Tohoku University tersebut menyampaikan kepada para mahasiswa agar menjadi agen yang serius dalam rangka pengawalan UU Minerba demi kemandirian bangsa. Menurutnya, mahasiswa harus lebih masif sehingga tak hanya turun ke jalan mengawal segi politisnya saja. "Mereka juga harus memahami bagaimana pembangunan smelter dan desain produk industrinya. Apalagi mahasiswa ITS adalah calon-calon teknisi,” paparnya dengan penuh semangat. (imb/pus)

Berita Terkait