ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
06 September 2015, 05:09

Parade Fashion Ramaikan Malam Puncak Arsitektur ITS

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Penampilan karya desain fashion tersebut semakin menghipnotis ketika puluhan model dengan indahnya berjalan di atas red carpet. Sebuah unjuk karya dari alumni A28 Arsitektur ITS yang kini menjadi desainer handal di Indonesia.

Perpaduan tetabuhan alat musik daerah mengiringi tematiknya busana yang dikenakan para model tersebut. Dengan mengangkat tema etnic glamour, sejumlah busana hasil tangan alumni ini pun menjadi sorotan banyak pasang mata yang hadir. Seperti halnya arsitektur, selain menyuguhkan nilai estetis, ia juga menghadirkan konsep desain arsitektural.

Adalah Lia Afif, seorang perempuan yang alumni Jurusan Arsitektur ITS ini kini mengejawantahkan dirinya sebagai seorang fashion designer. Ketika lulus pada 1998, ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak langsung bertransformasi menjadi seorang perancang busana. Sebab menurutnya, menjadi seorang desainer bukanlah satu hal yang langsung jadi. "Semuanyanya butuh proses," ucapnya saat diwawancarai ITS Online di sela-sela berlangsungnya malam puncak.

Lia, sapaannya bercerita, suami tidak memperbolehkannya bekerja di pekerjaan yang sangat menguras waktu dan tenaga. Sebab, tugas istri yang hakiki adalah mengurus rumah tangga, tambahnya menirukan ucapan suami. Kemudian, ia memutuskan, mengikuti sekolah mode di Susan Budihardjo selama satu tahun. "Saya mengerti kalau tugas istri memang begitu, saya ikut sekolah mode, dan saya belajar banyak disana hingga sering menjuarai lomba," ungkapnya.

Dengan menjadi seorang perancang busana, aku Lia, tidak berarti bekal ilmunya sewaktu menempuh pendidikan di Jurusan Arstitur ITS tak berguna. Menurutnya, pada dunia fashion, teori-teori basic pewarnaan, perancangan, konstruksi, dll masih tetap dipakai, hanya saja aplikasinya yang berbeda. "Kebetulan saya spesial busana muslim tematik, jadi tiap rancangan saya selalu ada temanya," ujar perempuan yang juga anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Timur ini.

Diakui Lia, merintis sebuah karier secara personal tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh usaha lebih untuk melakukan branding terhadap karya kita. Apalagi disiplin ilmu yang tidak secara jelas berhubungan dengan profesi. "Intinya jangan putus asa! Kita memang tidak bisa tetap di bidang arsitektur. Namun, tetaplah fokus mencari teman, jaringan dan mengolah pola pikir, nanti ilmunya bisa diterapkan ke berbagai hal," tandasnya.(owi/akh)

Berita Terkait