Harjono memprediksi, 50 tahun ke depan tentu persaingan pangsa pasar bebas internasioanl makin berat. Apalagi dalam waktu dekat ini akan berlangsung Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Indonesia. Hal tersebut, tambahnya, harus banyak kita pikikan dan mencarikan solusi bagaimana agar produk-produk kita tidak kalah saing dari negara tetangga lain. "Jangan hanya jadi penonton saja," seru cucu dari HOS Tjokroaminoto ini.
Ia mengimbau, masyarakat Arsitektur ITS agar tidak berpikir terlalu sempit sehingga pasar dengan mudahnya dapat direbut oleh mereka (Negara lain, red). Salah satu triknya adalah belajar dari orang Singapura, Kuala Lumpur dan Tingkok. "Kita jangan seperti katak dalam tempurung. Merasa diri sudah hebat tapi faktanya malah masih kalah hebat sama karya mereka," jelasnya.
Silas mengungkapkan bahwa ada catatan sejarah yang perlu dilengkapi generasi saat ini. Sebab, catatan itu ada kaitannya dengan asal-usul berdirinya jurusan ini. Dan saat proses pembentukan jurusan di ITS, kita perlu prosedur. Oleh karenanya, kita bukan nomor satu dan dua, namun kita punya landasan yang mantap. "Bisa dilihat, Jurusan Arsitektur ITS yang paling berkembang dulu di zamannya," ujarnya.
Dianggap Tidak Penting
Silas mengaku sempat heran dan timbul pertanyaan, ketika ITS mendapat bantuan dari Bank Dunia. Mereka beranggapan arsitektur, matematika dan ilmu pengetahuan alam (mipa) itu tidak penting. Tapi lucunya, lanjutnya, ketika tim penerima bantuan hendak dibentuk maka yang ditunjuk adalah mereka berdua (Harjono dan Silas, red). "Saya bingung, padahal tadinya tidak dianggap penting," ucapnya heran.
Hal tersebut kemudian yang mendorong Silas dan kawan-kawan untuk membuka program S2 dan S3 Arsitektur yang merupakan pascasarjana kedua di ITS setelah Teknik Perkapalan. "Jadi ini adalah sebuah perjalanan panjang yang memang terjadi. Saya ingin menunjukkan bahwa Arsitektur itu juga bisa lebih baik dari yang lain," ungkap pria kelahiran Samarinda, 79 tahun silam ini.
Mengenai capaian, Silas menambahkan, berdasarkan fakta, alumni yang bisa mendunia sekarang adalah dari Arsitektur ITS. Dimana Dr Ir HC Tri Rismaharini MT berhasil dinobatkan menjadi 50 tokoh paling berpengaruh di dunia.
Jadi menurut Silas, ini merupakan capaian yang luar biasa sepanjang sejarah Jurusan Arsitektur ITS. "Saya yakin beberapa tahun ke depan akan ada lagi tokoh-tokoh dalam segala bidang seperti bu Risma akan muncul. Orang-orang Arsitektur ITS punya banyak kesempatan. Jangan berpikir kita selalu kalah," tandasnya. (owi/akh).
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi
Surabaya, ITS News — Mewujudkan sinergi dengan pemerintah daerah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyambut positif program Bantuan Biaya