ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
04 September 2015, 10:09

Jadi Alumni Arsitektur ITS, Ini Kiprah Risma

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Dikatakan Ketua Jurusan Arsitektur ITS Ir Purwanita Setijani MSc PhD, forum alumni merupakan wadah para alumni Jurusan Arsitektur ITS untuk dapat bertukar pikiran demi pengembangan jurusan ke depan. Di sisi lain, forum ini juga merupakan tempat pemaparan karya dan inovasi yang sudah dibuat oleh para alumni itu. 

Seperti halnya oleh Risma, sapaan akrab Walikota Surabaya saat ini, yang merupakan alumni angkatan A-15 yang telah banyak memberikan sumbangsih bagi kelangsungan perkembangan Kota Surabaya.

Saat berbicara tentang Risma, pasti banyak yang mengaitkannya dengan taman yang bagus dan indah. Itu bukanlah tanpa sebab karena memang semenjak kepemiminannya banyak lahan yang disulap menjadi taman dan ruang terbuka hijau lainnya. Padahal, menurut perempuan kelahiran Kediri ini, branding-nya tidak semata taman saja. "Saya juga mengurus infrastruktur lain semisal membuat sekolah, sanitasi, revitalisasi sungai, dll," ujarnya menyangkal.

Semuanya, tambah Risma, sudah diatur by design olehnya sebagai seorang arsitek dan perencana. "Jadi semuanya berdasarkan fungsinya, baru desainnya yang menyesuaikan bagaimana baiknya," terangnya kepada lebih dari 70 alumni lintas angkatan yang hadir di Ruang Djelantik Jurusan Arsitektur ITS.

Risma mengungkapkan, ketika ia hendak membuat sesuatu maka ia harus yakin bahwa sesuatu itu pasti bisa diterapkan karena awalnya berangkat dari fungsi bukan pencitraan semata. Baginya, harga bukanlah soal sebab kekuatan dan ketahanan produk adalah yang terpenting. Ia bercerita, ketika membuat pedestrian di Gubeng sebenarnya yang mahal bukanlah penutup atasnya tapi struktur bawahnya.

"Itu atasnya pakai granit saja, tapi bawahnya yang rumit," ungkap ibu dua anak ini. Risma menambahkan, ada bagian bawah bisa untuk perbaikan saluran air. Hitungannya, pedestrian tersebut bisa sampai seratus tahun.

Sebagai seorang perencana, ia mengaku selalu memikirkan ketahanannya dulu sebab jika semakin sering direkonstruksi maka biaya yang keluar juga semakin banyak. "Misal ketahanannya hanya sepuluh tahun, maka tiap sepuluh tahun harus diganti. Selain mengganggu pejalan kaki, juga rekontruksinya lama. Seratus tahun itu dengan harapan, struktur bawahnya tidak perlu diperbaiki lagi," paparnya.

Risma mengaku, sangat bersyukur meskipun ia tidak lihai menggambar, namun ia punya basic ilmu sebagai arsitek perencana ketika menjadi walikota. Hingga Kota Surabaya dapat menyabet penghargaan tingkat asia pasific untuk sistem elektronik yang pernah digagasnya. "Semuanya saya yang kawal karena saya punya base desain dan perencanaan. Hasilnya, sudah banyak inovasi yang diadopsi kota-kota lain di Indonesia, misalnya Kota Banda Aceh," ungkap Risma.

Ia berpendapat, kalau seluruh kota di Indonesia bisa berubah menjadi bagus, kenapa tidak. Nganjuk, mojokerto, jombang, imbuhnya, kemarin sedang mengalami kekeringan namun di Surabaya kita masih bisa menanam sawi. Oleh karenanya, menurutnya, solusinya itu bisa disebarkan sebagai bagian penanggulangan sistem perairan agar kota-kota lain tidak hancur.

Harapan Untuk Arsitektur ITS

Di akhir, sebagai bagian dari keluarga Arsitektur ITS, Risma terus berharap yang terbaik bagi almamaternya ini. Lebih lanjut, ia mengucapkan, selamat untuk Arsitektur ITS yang sedang merayakan dies natalis lima dekadenya. "Mudah-mudahan bisa terus memberikan semangat dan karya terbaiknya. Bahwa Indonesia sangat membutuhkan arsitek dalam pembangunan dan perencanaan ke arah yang lebih baik," ujarnya.

Dan yang terpenting, tambah Risma, tetaplah memelihara bumi ini sebagai tempat tinggal kita bersama. "Saya yakin Arsitektur ITS bisa membuktikannya sebab kita berada di lima dekade untuk terus berinovasi bersama-sama mewujudkan Indonesia yang lebih baik," ucapnya penuh harap. (owi/akh).

Berita Terkait