ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
01 September 2015, 22:09

Dosen ITS Terima Penghargaan Bidang Kebudayaan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebelumnya, pada Minggu (2/8), Josef mengaku menerima sebuah pesan dari orang yang tidak ia kenal. Pesan yang mengatasnamakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) itu menyatakan bahwa ia terpilih sebagai calon penerima anugerah kebudayaan. "Dalam pesan tersebut, saya diajak wawancara pada 5 Agustus kemarin," terangnya.

Wawancara tersebut menjadi media pengenalan lebih lanjut mengenai Josef dan pekerjaannya kepada publik. Hasil wawancara itu akan dibacakan dalam penerimaan penghargaan pada Senin (21/9) mendatang di Jakarta.

Josef mengaku tidak menyangka akan menerima tanda kehormatan tersebut. Sebab, ia merasa hanya melakukan tugasnya sebagai dosen. "Saya tidak pernah merasa mengejar prestasi ini," ungkap guru besar Jurusan Arsitektur ITS itu.

Ia mulai menyukai arsitektur Nusantara ketika diminta mengajar mata kuliah itu pada 1980. Awalnya ia tidak menyukai arsitektur Nusantara, sebab pengetahuan terkait itu sangat minim. Namun, karena ditugasi mengajar materi tersebut, pria berkumis itu terdorong untuk menggali lebih banyak lagi tentang arsitektur Nusantara. "Saat itulah saya menemukan banyak hal yang membuat saya tercengang," jelasnya.

Menurutnya, tidak banyak orang yang menyukai arsitektur Nusantara. Bahkan ada yang mengatakan arsitektur Nusantara bersifat mistis dan klenik. Akan tetapi, setelah ia banyak menyelidiki arsitektur Nusantara, dengan tegas ia menyatakan bahwa arsitektur Nusantara tidaklah demikian.

Kebanyakan dosen dan mahasiswa lebih suka mengadopsi konsep arsitektur Eropa. Padahal arsitektur Nusantara tidak kalah dengan bangunan berkonsep green and sustainable. Tidak banyak orang yang mengerti akan hal itu. Karena itulah, Josef selalu berusaha membuka pandangan orang terhadap konsep arsitektur Nusantara.

Bagi Josef, sangat penting rasanya untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri. Budaya tidak hanya tercermin dari pakaian dan tari-tarian. Tetapi juga dapat dilihat dari konsep bangunan dan arsitekturnya. "Biasakanlah mengenakan ciri dan budaya sendiri. Jangan sampai orang lain datang merebutnya," pungkasnya. (ven/ali)

Berita Terkait