ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
23 Agustus 2015, 10:08

SONITS, Beri Bekal Hidup Mahasiwa Baru

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah Agus Budi Raharjo, mantan Direktur Badan Pelaksana Mentoring (BPM) JMMI ITS 2012/2013 yang berhasil menyelesaikan studi S2 Fasttrack-nya di Perancis. Dalam kehidupannya, Agus bercerita bahwa selalu meniatkan segala aktivitasnya sebagai sebuah ibadah yang dihaturkan untuk Sang Pencipta. Maka dengan sendirinya, akademik, prestasi, pun jodoh, akan mengikuti kita. "Saya selalu memegang dasar tersebut," akunya di hadapan 300 mahasiswa baru yang hadir.

Namun, menurutnya, mahasiswa sering mengalami ketidakseimbangan dalam menjalankan kegiatan yang berbarengan sekaligus. Ada kalanya satu menonjol, dan satunya lagi malah anjlok. Agus berpesan kepada para maba untuk tidak menyudutkan salah satu kegiatan melainkan melakukan introspeksi terhadap diri sendiri terlebih dahulu.

"Seringkali jika akademik jelek, kegiatan organisasi dijadikan kambing hitam. Kita perlu introspeksi diri apakah kita sudah benar-benar belajar dan bekerja keras. Bahkan ketika saya mencoba untuk fokus ke akademik, bukannya IP saya naik, malah jadi turun drastis," seru alumni Jurusan Teknik Informatika ITS ini.

Mantan Presiden BEM ITS periode 2013/2014 Mukhlis Ndoyo Said pun turut aktif memberikan suntikan semangat dan pengalamannya selama kuliah. Menjadi seorang mahasiswa menurutnya adalah pilihan. "Jadi mahasiswa tidak hanya mahasiswa biasa, jadilah di atas rata-rata," seru pria yang baru saja menerbitkan buku berjudul Metamorfosa ini.

Mukhlis bercerita, kalau dulu ia sering main tidak jelas, maka ketika jadi mahasiswa tidak boleh seperti itu lagi. Ia akhirnya memilih jalan organisasi sebagai bentuk aktualisasi diri. "Mahasiswa itu harus bisa keluar dari zona amannya, bangun dari tidurnya, dan mempunyai semangat yang membara," ucapnya bersemangat.

Dikatakan Mukhlis, memang selalu ada pertarungan batin yang memunculkan ketakutan kalau organisasi akan mampu mengesampingkan akademik. Seumpama hidup, organisasi adalah makhluk kejam yang akan membina mahasiswa nantinya. Tinggal bagaimana mahasiswa memperlakukan dan menyesuaikan diri terhadap ‘makhluk’ tersebut. Salah satunya adalah dengan manajemen waktu. Menurutnya, kemampuan terpenting yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya maba, adalah kemampuan manajemen waktu yang baik. (owi/akh)

Berita Terkait