Peraturan akademik baru ini telah disosialisasikan dalam forum rektor yang digelar bersama International Office dan para wakil rektor ITS. Begitu peraturan akademik ini diterapkan, maka semua jurusan di ITS wajib menyediakan dua kelas yang menggunakan bahasa inggris dalam kegiatan ajar mengajarnya.
Hal ini terkait dengan era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan segera diterapkan akhir tahun ini. Begitu MEA diresmikan, maka semua pelajar ASEAN bisa bersekolah di ITS, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, kesiapan dalam hal bahasa sangat diperlukan demi lancarnya kegiatan akademik di era pasar bebas tersebut.
Wakil Rekor I ITS, Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng menjelaskan sebenarnya peraturan ini sudah digagas sejak lama. Sejak tahun 2007 silam, sudah diberlakukan Surat Keputusan (SK) insentif bagi dosen yang mengajar kelasnya menggunakan bahasa inggris. "Namun, tidak semua jurusan memiliki dosen yang melaksanakan SK Insentif ini," ujarnya.
Selama ini, sudah ada beberapa jurusan di ITS yang sudah menjalankan kelas berbahasa inggris. Contohnya saja Jurusan Teknik Industri (TI) dan Jurusan Sistem Informasi (SI). Hal ini tak mengherankan, karena terdapat banyak mahasiswa internasional yang belajar di jurusan tersebut. "Namun sayangnya, kelas internasional masih jarang diterapkan di jurusan lainnya," terang pria berkacamata ini.
Namun, Heru mengungkapkan bahwa peraturan akademik ini tidak akan langsung diterapkan. Sebelum peraturan ini dibentuk, ITS harus membentuk Senat Akademik dan Majalis Wali Amanah (MWA) demi transisi ITS dari PTNBLU ke PTNBH. "Sehingga, kemungkinan peraturan akademik ini baru bisa diresmikan tahun 2017," ujar Heru.
Untuk sekarang, ITS sudah mulai mempersiapkan para pengajar untuk menjalankan kelas internasional. Diantaranya adalah pelatihan English As a Medium of Instruction (EMI), yakni sebuah pelatihan Bahasa Inggris khusus untuk mengajar. "Semoga saja dengan cara ini dosen ITS bisa lebih mampu dan percaya diri dalam mengajar menggunakan Bahasa Inggris nantinya," pungkas Heru. (gol/akh)