Wakil Rektor ITS, Prof Drs Nur Iriawan MIkom PhD mengungkapkan, peresmian statuta ini seharusnya menjadi euforia tersendiri bagi seluruh warga ITS. Sebab, ITS akan secara resmi memulai langkah transisinya menjadi PTNBH. "Kita memiliki waktu untuk melakukan transformasi hingga Desember 2016 nanti. Setelah itu, kita harus menjalankan statuta secara penuh," ujar pria yang akrab disapa Nur tersebut.
Selain memiliki wewenang untuk mengelola keuangan dan membuat peraturan sendri, akan terdapat perubahan struktur organisasi di ITS, yaitu dibentuknya Majelis Wali Amanat (MWA) dan Senat Akademik (SA). MWA sendiri akan diberi kewenangan untuk mengurus hal yang berkaitan dengan bidang nonakademik. Uniknya, di antara 17 anggota MWA, akan ada satu orang yang duduk sebagai perwakilan mahasiswa. "Masa baktinya ialah satu tahun. Untuk mekanisme pemilihan wakil mahasiswa sendiri akan diatur kemudian," jelas dosen Jurusan Statistika ini.
Selain itu, di dalam MWA akan dibentuk sebuah Komite Audit. Komite ini bertugas melakukan pengawasan atas pengelolaan ITS di bidang nonakademik, menyampaikan laporan tahunan, serta melakukan analisis dan manajemen risiko. "Sehingga, ITS akan lebih hati-hati dan terarah dalam menetapkan kebijakan," ungkap Nur.
Di sisi lain, berbeda dengan MWA, SA akan berkecimpung di bidang akademik. Termasuk di antaranya ialah membuka atau menutup program studi. Untuk itu, SA akan beranggotakan dosen dari setiap bidang keilmuan di masing-masing program studi. "Harapannya, kebijakan yang ditetapkan oleh SA nanti dapat ditinjau dari berbagai dimensi keilmuan," tutur pria asal Blitar ini.
Nur menambahkan, perubahan ITS menjadi PTNBH juga akan memberikan beberapa pengaruh kepada mahasiswa. Di antaranya ialah proses pembelajaran yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah. Sebab, jumlah publikasi ilmiah ITS masih terhitung jauh di bawah PTNBH lain. Padahal, menurut Nur, beberapa PT yang publikasi ilmiahnya kurang, cenderung dicabut statusnya sebagai PTNBH. "Ini menjadi tantangan bagi seluruh dosen dan mahasiswa. Jadi, nuansa akademik pun diharapkan menjadi lebih kompetitif," ujarnya.
Di akhir, Nur juga menuturkan bahwa hal tersebut akan didukung dengan peningkatan kualitas layanan dan fasilitas kampus. Hal ini termasuk fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), perpustakaan, serta fasilitas pendukung lain. "Dengan peningkatan layanan dan fasilitas, diharapkan ITS juga bisa lebih leluasa melakukan internasionalisasi," pungkas Nur. (ayi/akh)