ICCI yang bekerjasama dengan Kemenperin memang mengundang salah satu pemateri dari Korsel. Ia adalah Joo Sang Wook, salah satu pengajar di Pukyong National University yang mengembangkan desainnya untuk membuat berbagai produk maritim. Tak hanya Wook, konferensi internasional yg digelar di Bali ini juga mendatangkan pembicara lain dari lima negara yang berbeda.
Menteri Perindustrian, Saleh Husin SE Msi mengungkapkan ketertarikannya akan bidang yang digeluti Wook. Menurutnya, Korea Selatan merupakan negara yang giat mengembangkan bisnis maritimnya. "Tak terbatas di bidang pertambangan dan perikanan, mereka juga mampu mengembangkan sektor pariwisata maritim," ungkapnya.
Bahkan setelah istirahat makan siang, pihak Kemenperin RI masih sempat menggelar rapat tertutup bersama Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD dan pihak ICCI. Dalam pertemuan tertutup itu Kemenperin RI menyatakan keinginannya untuk bekerjasama dengan Wook dalam pengembangan bisnis maritim.
Menurut Saleh, Despro dipastikan mampu untuk mengembangkan desainnya dalam bidang olahraga dan hobi yang berhubungan dengan kemaritiman. Karena baginya, potensi Indonesia sangat besar untuk wisata maritim. "Untuk itulah ITS harus melebarkan sayap desainnya dalam pengembangan kendaraan dan peralatan olahraga untuk wisata maritim," jelasnya.
Saleh juga menegaskan, Indonesia memiliki potensi maritim yang jauh lebih besar daripada Korsel. Sehingga ia yakin bahwa para pekerja industri kreatif yang dicetak di Despro mampu mengembangkan potensi maritim dengan kreativitasnya. "Bukan tidak mungkin dunia kemaritiman Indonesia akan melesat maju," ujar pria kelahiran pulau Rote ini.
Bahkan, pihak Despro sendiri mengaku telah menjalin kerjasama dengan Pukyong National University dalam hal desain. Telah diketahui bahwa Pukyong National University merupakan perguruan tinggi yang fokus mengembangkan desainnya di bidang maritim. "Jadi bukan tidak mungkin apabila nantinya Jurusan Despro bisa menjadi pelopor desain kemaritiman di Indonesia," pungkasnya. (gol/akh)