ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
30 Juli 2015, 13:07

Profesor Jepang Ajari Cara Prediksi Gempa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pria yang kerap disapa sensei Heki ini menjelaskan tentang teknologi pantauan ionosfer. Teknologi yang dimaksud adalah memantau aktivitas yang berkaitan dengan gempa di lapisan ionosfer. Aktivitas tersebut antara lain gerak cuaca, curah hujan dan volume elektron.

Ditambahkan olehnya, teknologi ini menggunakan sistem satelit dan Global Positioning System (GPS) sebagai peranti untuk mengukur ramalan cuaca di temperatur yang lebih tinggi. Gelombang yang digunakan untuk mentransmisikan antara perangkat transmisi dan penerima adalah gelombang microwave. "Sehingga kita bisa menghitung berapa banyak elektron yang ada di ionosfer dengan GPS," imbuhnya.

Mengenai tempat, gelombang yang ditransmisikan antara perangkat transmisi dan penerima harus terletak di permukaan laut. Menurutnya, meskipun beberapa sumber gempa berasal dari laut, namun gelombang mikro atau microwave tidak bisa menembus permukaan laut.

Untuk perangkat penerima sendiri, Heki menuturkan letak tempat perangkat tersebut bisa diletakkan di mana saja asal di atas daratan. Bahkan, perangkat tersebut bisa bersinkronisasi dengan smartphone melalui sinyal radio ke satelit.

Menurut Heki, pengembangan teknologi ini sudah bisa diteliti sejak GPS ditemukan. Hal tersebut karena sesuai dengan kegunaan GPS untuk mengukur posisi. Sedangkan teknologi ionosfer untuk memantau pergerakan yang ada di ionosfer. "Manfaatnya tak hanya untuk mengukur getaran vulkanik atau tektonik saja jika diteliti lebih lanjut," ujar pria berkacamata ini.

Selain itu, Mokhamad Nur Cahyadi ST MSc PhD, koordinator sekaligus moderator acara mengatakan, kultam kali ini seharusnya bisa dihadiri oleh semua jurusan. Contohnya, jurusan Teknik Elektro yang menangani masalah frekuensi.

Ia menambahkan, sesi kultam juga dibagi menjadi dua. Sesi pertama berupa diskusi yang diselenggarakan di ruang sidang utama Rektorat ITS. Sedangkan, sesi kedua berupa penjelasan ke arah teknis di laboratorium jurusan Geomatika ITS. "Sengaja dibagi dua agar peserta bisa lebih tahu secara mendalam mengenai teknologi pemantauan ionosfer," tandasnya. (van/akh)

Berita Terkait