Dengan bertenggernya Vi-Rose di peringkat kedua di bawah ERISA dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebelumnya sudah cukup membuat tim tenang. Pasalnya, hanya tinggal sekali tampil saja VI-Rose mampu meraih tiket ke final untuk memperebutkan piala bergilir KRSI 2015. Begitu pula dengan kendala di putaran sebelumnya saat itu dipastikan dapat diatasi oleh tim di bawah bimbingan Christyowidasmoro ST MT ini.
Sayangnya, lagi-lagi robot cakil jatuh tatkala mulai menari. Kakinya berada di tepian sehingga menyenggol pembatas arena. Alhasil, tim KRSI ITS harus meminta retry untuk mengembalikan cakil ke posisi yang benar. Selain itu, untuk pertama kalinya bambangan juga bermasalah karena tidak bisa mencapai zona akhir saat musik sudah selesai.
Kesalahan tersebut tentunya menjadi nilai negatif yang berpengaruh pada akumulasi nilai akhir. Terbukti, saat pengumaman nilai akhir, VI-Rose tidak lagi berada setingkat di bawah ERISA. Sehingga, kesempatan VI-Rose untuk maju ke babak final pupus sudah.
Kendati belum beruntung di KRSI 2015, VI-Rose sudah cukup mumpuni jika dibandingkan dengan robot milik kampus lain. Dikatakan Christyowidasmoro ST MT, ke depan akan dilakukan perbaikan akan respon suara, cara jalan, sampai pengaturan waktunya. "VI-Rose sudah unggul, tapi kita perlu belajar dari pengalaman untuk jadi lebih baik," ucap dosen Jurusan Teknik Multimedia dan Jaringan ini. (owi/fin)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi