ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
09 Juni 2015, 11:06

Lagi, ITS Bekali Perusahaan Asal Bangladesh

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Idah Andriyani ST MT, koordinator acara mengungapkan mereka yang datang disini merupakan utusan dari pemerintah lokal dan perusahaan gas di Bangladesh. Diantaranya adalah Ministry of Power Energy and Mineral Resources, Petrobangla, dan Bangladesh Gas Field Company ltd. Selain karena banyaknya SDM mumpuni, lanjutnya, Indonesia dipilih juga lantaran kekayaan SDA-nya yang bisa dijadikan bahan pembelajaran. "Tidak hanya pembekalan di ruang kelas saja, tetapi terdapat pula study visit ke beberapa perusahaan, misalnya PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) di Gresik," jelas Idah yang juga berstatus local partner AIT ini.

Senada dengan Idah,  Syed Muntasir Husain Bokhari mengatakan penunjukkan ITS sebagai partner perguruan tinggi di Indonesia juga sesuai dengan apa yang menjadi fokusan dari utusan dari Bangladesh yakni tentang gas. "ITS punya SDM, fasilitas, dan kompetensi yang sangat bagus di bidang gas," sebut Program Officer AIT ini. Sehingga, menurutnya, proses pembekalan yang berlangsung di ITS ini akan sangat efektif untuk menunjang perkembangan keilmuan di bidang gas.

Pembekalan berlangsung selama tiga hari sejak Senin (8/6) diisi oleh dosen-dosen yang memang memiliki kualifikasi di bidangnya. "Jadi, tidak semata dosen dari JTM, melainkan kami juga mengundang dosen dari jurusan lain yang sesuai dengan kemampuannya, seperti Teknik Perkapalan, Teknik Sipil, Teknik Kimia, dan Teknik Fisika," terang Bambang Pramujati, Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS.

Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan, ini merupakan kali kedua bagi ITS menerima tamu dari Bangladesh. Sebab, tahun lalu pernah ada acara serupa namun dengan bidang fokus yang berbeda yakni mengenai boiler. Ia berpendapat training yang berlangsung sekarang adalah media yang sangat bagus bagi ITS untuk menyampaikan hasil kerjasama internasionalnya.

Sebagai institusi yang telah bekerjasama dengan AIT, imbuhnya, sudah saatnya bagi ITS untuk berani memberikan kontribusi bukan sekadar meminta. "Kita bisa mengirim utusan ke luar negeri, tapi belum banyak kontribusi yang diberikan bagi negara lain yang membutuhkan,” terang Bambang. Karenanya, acara ini diharapkannya mampu memotivasi institusi lain untuk terus menjalin kerja sama dan berkontribusi lebih banyak lagi. (owi/man)

Berita Terkait