Dikatakan Andre Surya Pradana, ketua pelaksana, sedikitnya terdapat 49 mahasiswa yang terbagi dalam tiga bidang yang mengikuti gelaran ini. Masing-masing akan membidangi klusternya bersama dengan tim lain dengan satu mentor untuk kemudian menggagas suatu ide. "Itulah kenapa dari Kementerian Hubungan Luar BEM ITS menginisiasi lahirnya YES Summit ini," tegas mahasiswa Jurusan Sistem Infomasi ini.

Mentor yang akan membekali masing-masing cluster, tambah Andre, merupakan pakar-pakar ITS yang  memang membidanginya. Ini merupakan kali pertamanya dosen ITS diberdayakan sebagai orang yang paham dan diharapkan memberikan pencerahan kepada para peserta. Andre menuturkan, jika tahun lalu yang direkrut adalah pelaku dari luar kampus, maka sudah seharusnya kami turut mengangkat branding dosen ITS. "Potensi dosen-dosen ITS itu sangat bagus, sayang rasanya jika tidak diangkat," ujarnya.

Andre menjelaskan setiap cluster telah memiliki perwakilannya meskipun yang mendominasi masih dari cluster transportasi. Ini disebabkan transportasi adalah bidang yang cakupannya luas yang bisa digeluti oleh mahasiswa berbagai jurusan. Berbanding terbalik dengan cluster ICT yang masih minim peminat. "Meski demikian, yang terpenting adalah bagaimana caranya untuk menyadarkan, merenungkan, dan menggagas ide yang solutif dari permasalahan yang ada," papar Andre.

Ia juga melanjutkan di hari pertama pelaksanaan, para peserta akan dibekali materi mengenai profesi keinsinyuran secara umum dimana lulusan teknik akan disejajarkan posisinya sepanjang masih berada di lingkup Asia Tenggara. Dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), para lulusan pergirian indonesia misalnya tidak perlu gusar memikirkan prospek pekerjaan ke depan. "Itulah mengapa dirasa penting untuk menanamkan pengetahuan akan profesi keinsinyuran beserta standar kualitas seorang insinyur," tutur pria asal Surabaya ini. (owi/man)