ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 Mei 2015, 12:05

Surabaya Butuh Kader dan Fasilitator Lingkungan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Nining Febriani Ssi, Staf Sub Bidang Peningkatan dan Penyuluhan Lingkungan BLH Surabaya, mengatakan bahwa ketersediaan lahan di Kota Surabaya sudah menipis. Padahal, lanjut Nining, untuk menciptakan suatu lingkungan yang kondusif dan bersahabat dibutuhkan lahan terbuka hijau terawat. "Inilah yang menjadi satu hambatan dalam mengkonservasi lingkungan," ujar alumnus Kimia ITS ini.

Meski begitu, sambung Nining, Surabaya telah cukup aktif dan kreatif dalam menjaga lingkungan sekitar. Apalagi, BLH juga melibatkan masyarakat sekitar agar bisa menjaga sekaligus produktif dalam berwirausaha. Terbukti dengan diinisiasinya urban farming dengan teknik ferti-kultur di beberapa kelurahan, salah satunya adalah di Kelurahan Gunung Anyar. "Bagaimana caranya? Kami melakukannya dengan teknik penyuluhan dan transfer manajemen," ungkap Nining.

Pun demikian dengan masalah pengelolaan sampah. Masalah tersebut sempat membelenggu Surabaya. Itu terjadi ketika sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Keputih sudah overload. Sebabnya, ada keluhan bau dan timbulnya penyakit dari masyarakat sekitar TPA. Kemudian dilakukan pemindahan sampah ke TPA Benowo. Namun ternyata tidak secara tuntas mengatasi permasalahan di TPA Keputih. Hingga pada akhirnya, oleh Dinas Tata Kota dan Kebersihan Surabaya, pengelolaan sampah diberdayakan ke masyarakat kalangan bawah untuk didaur ulang.

Dikatakan Nining, masyarakat dan lingkungan adalah suatu sinergi yang dapat saling menguntungkan. Hanya saja, masih sedikit kader dan fasilitator lingkungan yang mampu bergerak menjamah permasalahan lingkungan yang ada sekarang. "Dengan SGA ini, terlebih kepada para komunitas pecinta lingkungan, dapat saling memberikan solusi dan tindakan kongkrit bagi lingkungan Surabaya," tutup Nining. (owi/ady)

Berita Terkait