ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
17 Mei 2015, 13:05

Beda Persepsi Berimbas Keliru Pahami Biopori

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Di awal pembukaannya, Pria yang akrab disapa Kamir ini berpendapat bahwa lingkungan telah diciptakan Tuhan dengan sempurna. Maka, sudah sepatutnya manusia sebagai makhluk berakal wajib menghargai dan menjaga lingkungan bukan sebaliknya. 
Pengelolaan sampah, pemanasan global, pencemaran, hingga krisis air bersih menjadi suatu masalah pelik jika tidak ditangani secara serius. "Dengan memanfaatkan Lubang Resapan Biopori (LRB) sedikit banyak akan mereduksi masalah yang ada," ujar Kamir.
Tetapi, dikatakan kamir bahwa telah terjadi kesalahpahaman mengenai biopori. Kesalahpahaman yang terjadi di berbagai kalangan, baik masyarakat umum, akademisi dan juga pemerintah itu bahkan bisa merusak bioporinya sendiri.
Pada dasarnya, LRB berguna sebagai tempat resapan air hujan dan tempat penghancuran sampah organik di dalam tanah. Dengan demikian, LRB merupakan suatu teknologi yang tepat guna ramah lingkungan yang dapat dilakukan untuk mengatasi makin sempitnya ruang terbuka hijau. 
Namun, fakta di lapangan membuktikan banyak yang salah kaprah akan biopori. "Gerakan menanam biopori? Mana ada itu menanam biopori, apa yang mau ditanam? Pipa paralon?" tanyanya heran.
Lebih jauh, LRB merupakan sebuah lubang yang dibuat agar aliran air dan sampah organik bisa masuk ke dalam tanah. Ini berfungsi untuk menunjang aktivitas fauna tanah agar membentuk biopori yang teknologi secanggih apapun tidak akan mampu membuatnya. "Di lapangan mereka memakan pipa paralon yang besar dan panjang dan ditutup ujungnya, ini malah akan merusak ekosistem tanah dan namanya bukan biopori," terang Kamir yang merupakan dosen aktif di IPB ini.
Memassalkan Biopori
Melihat keunggulan LBR kemudian banyak pihak yang menggembar-gemborkan penggunaan biopori. Namun, menurut Kamir, itu hanya omongan belaka. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh elemen untuk bersinergi membangun lingkungan yang baik dan terawat dengan biopori
Itulah mengapa Kamir begitu menekankan motivasi yang tinggi kepada perwakilan komunitas pecinta lingkungan yang hadir agar bersahabat dengan lingkungan. "Sebab teknologi sekalipun tidak akan mampu menggantikannya," pungkas Kamir. (owi/akh).

Berita Terkait