Rektor ITS itu bercerita, sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang mempunyai budaya maritim yang kental. Contohnya, kerajaan Majapahit yang bisa menyatukan Nusantara berkat armada lautnya yang besar. Ia pun mengimbau dan mengajak hadirin agar kembali merefleksikan diri bahwa ITS juga mempunyai potensi maritim.
Joni melanjutkan, ITS yang terletak di daerah strategis yaitu ibu kota Jawa Timur, Surabaya, bisa menjadi percontohan untuk menonjolkan kemaritiman. Menurutnya, lokasi tempat berlangsungnya kompetisi Marine Icon yang diadakan di Monumen Kapal Selam setidaknya juga menonjolkan aspek kemaritiman dalam bidang pariwisata. ”Apalagi letaknya bersebelahan dengan Sungai Kalimas kebanggan warga Surabaya,” jelasnya.
Usut punya usut, Joni pun berencana akan membersihkan sungai atau kali yang berada di sekitar ITS agar didesain terkesan mengelilingi ITS. Selain itu, ia turut mengapresiasi event besar ITS yang menunjang kompetensi dan mengarah kepada keprofesian Jurusan. ”Tidak hanya menyajikan hiburan tetapi ada dampak yang besar untuk ke depannya,” imbuh dosen Jurusan Teknik Lingkungan tersebut.
Selain Joni, hadir pula dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS, Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD. Budi mengatakan bahwa investasi terbesar adalah ilmu. Oleh karenanya, selain mengasah kemampuan, lomba ini menjadi investasi ilmu yang berguna untuk ke depan.
Ia menambahkan, rencana selanjutnya ITS akan menggadang-gadang beberapa jurusan yang mengadakan lomba berkaitan dengan keprofesiannya untuk diberikan tiket khusus jalur undangan kepada pemenang terbaik. ”Lingkup lomba pun harus diperbesar setiap tahunnya, jika sekarang nasional, maka tahun depan harus Internasional, apalagi sudah era AEC,” terangnya.
Fauzan Fikri, Ketua Himasiskal turut menambahkan, pada kompetisi kali ini terdapat kurang lebih 900 peserta dari empat pulau. Yakni, pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Madura. Untuk kategori tetap sama yaitu mahasiswa dan pelajar. Sedangkan lomba fotografi maritim terbuka untuk masyarakat umum.
Lomba kali ini sengaja mengangkat tema berkarya bersama membangun peradaban maritim Indonesia. Tema tersebut, ujarnya, sengaja diangkat untuk menyentuh keprofesian dari Jurusan Siskal sendiri. Bedanya, tahun ini terdapat cabang lomba baru yakni kapal otok-otok atau kapal tenaga uap. "Kapal otok-otok yaitu kapal yang dimodifikasi dengan radar remot kontrol tetapi digerakkan oleh tenaga uap,” tandas mahasiswa angkatan 2012 tersebut. (van/akh).
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung