Dalam penelitiannya, Minto membuat sebuah metode pengelolaan risiko yang nantinya ditujukan untuk memanajemen kinerja galangan. Metode yang ia terapkan adalah metode Bayesian dengan mengembangkan beberapa model matematika. Minto mengatakan, pihaknya memilih metode ini lantaran masih jarang diterapkan di Indonesia.
Menurut Minto, sebenarnya metode ini sudah pernah diterapkan di Indonesia. Namun, disertasinya memiliki keunikan sendiri karena menggunakan data desain, pengadaan material, dan proses produksi. "Kalau metode biasa kan cukup dengan menggunakan kuisioner," tegasnya.
Meski demikian, bukan pengembangan ilmu pengetahuan namanya jika tidak memiliki kendala. Kondisi ini pula yang dialami Minto. Ia mengungkapkan, hasil disertasinya tidak serta merta bisa diterapkan di semua galangan Indonesia. "Tantangan terbesarnya adalah masalah biaya, manajemen, material dan sumber daya manusia (SDM)," jelas dosen Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ini.
Dari semua kendala yang ia uraikan, kualitas SDM di Indonesia menjadi tantangan terbesar. Ia menceritakan, saat melakukan penelitian, pihaknya kerap menemukan kasus ketidakdisiplinan karyawan di beberapa galangan kapal Indonesia. "Banyak dari mereka yang terlambat dan tidak menghargai waktu dalam bekerja," ungkapnya miris.
Tak hanya itu, kendala lain yang diungkapkannya adalah lemahnya industri komponen kapal di Indonesia. Hal ini lantaran produk komponen kapal harus sesuai dengan standar dari Biro Klasifikasi Indonesia. "Nah, untuk mendapat sertifikasi, harus ada biaya. Tak heran jika produsen lokal enggan memproduksi komponen kapal," jelasnya.
Oleh karena itu, Minto menekankan pengelolaan risiko di industri galangan kapal sangatlah dibutuhkan. Apalagi, saat ini perputaran uang untuk transportasi laut mencapai Rp 50,7 triliun per tahun. "Itulah mengapa industri galangan kapal disebut sebagai industri induk," ujar doktor ke-30 Program Pascasarjana Teknologi Kelautan ITS ini.
Di akhir, ia berharap hasil disertasinya bisa terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Tak hanya itu, Minto juga ingin pengembangan disertasi ini dibuat dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh kalangan akademisi, pelaku industri dan pemerintah. "Mengelola sebuah resiko itu tidak mudah, sehingga diperlukan kerjasama yang kuat," pungkasnya. (pus/ali)