Dijelaskan Dr Ing Setyo Nugroho, LLLI-NL menjadi salah satu upaya meningkatkan mutu SDM dan produk Indonesia sesuai standar internasional. Menurutnya, berdasarkan indeks Produk Domestik Bruto (PDB), Indonesia telah masuk ke jajaran 16 besar negara terbesar di dunia. "Pada level ini, sudah bukan saatnya kita bicara tentang jumlah, Indonesia harus mengutamakan mutu dan penciptaannya," ujar Wakil Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS ini.
Setyo menambahkan LLLI-NL adalah instrumen baru internasional dalam rangka mengembangkan sektor industri di suatu wilayah. Program yang telah berjalan sejak tahun 2013 ini membentuk sinergitas antara pemerintah, perusahaan, dan peguruan tinggi. "Ini supaya peguruan tinggi melakukan riset yang tepat sasaran, yaitu sesuai kebutuhan dunia industri," ungkapnya. Selain ITS, ia mengatakan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) turut menjadi mitra kerjasama LLLI-NL di Indonesia.
Lebih lanjut, bentuk kerjasama yang dijalin akan berupa progam thesis, internship, dan kerja praktik di Belanda bagi mahasiswa. Mereka mendapat kesempatan melakukan observasi perusahaan secara komprehensif bersama mahasiswa Belanda sebelum merumuskan tema risetnya. Dikatakan Setyo, salah satu hal yang disoroti mahasiswa Belanda adalah skema kerja pratik mahasiswa Indonesia yang hanya sibuk berkutat dengan laporannya. "Padahal, ketika kerja praktik, hal yang paling penting adalah bagaimana kalian belajar di lapangan," tutur Kepala Tim LLLI-NL di ITS tersebut.
Beberapa hal pun harus dipersiapkan untuk ikut serta dalam program ini. Penelitian thesis dan internship dikhususkan bagi mereka yang sedang mengerjakan Tugas Akhir (TA), sedangkan mahasiswa minimal semester 5 dapat mengikuti kerja praktik di Belanda. Selain itu, motivasi dan kemampuan bahasa Inggris turut menjadi pertimbangan. "Untuk itu, saya ingin anda mulai mempersiapkan ini dengan baik," harap Setyo kepada mahasiswanya.
Sejauh ini, Jurusan Transportasi Laut pun telah mengirimkan empat orang untuk melakukan penelian thesis dan internship sekaligus dua orang lainnya untuk mengikuti kerja praktik di Belanda. Salah satu yang merasakannya adalah Muhammad Yasir. Mahasiswa tahun keempat ini memiliki pengalaman tersendiri saat melakukan penelitian thesis dan internship di PT OLLOP Indonesia, sebuah perusahaan eksportir biji pala ke Belanda. Dalam risetnya, Ia menyoroti perihal model transportasi multimoda dari logistik biji pala ke Rotterdam, Belanda.
Menurut Yasir, selama ini PT OLLOP sejatinya telah melakukan proses produksi berbasis zero waste, sehingga menjamin mutu biji yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik. Namun, proses distribusi yang memakan waktu tiga bulan lamanya mengakibatkan terdapat racun dan sampah pada biji pala ketika tiba di Belanda. Ia pun memodifikasi model transportasi yang digunakan mengacu pada total biaya dan jangka waktu minimum. "Saya juga memodifikasi lokasi dan waktu proses produksi dan pengemasan untuk mengurangi toksisitas biji pala saat tiba di Belanda," jelas mahasiswa angkatan 2011 ini. Tak ayal, hasil risetnya pun menjadi solusi nyata yang diterapkan oleh PT OLLOP Indonesia. (ayi/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung