ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
05 Mei 2015, 14:05

Seminar Tourism Living Kupas Elemen Pariwisata

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Menurut pembicara utama seminar itu, Dr Ahadiat Joedawinata, ada sembilan elemen yang menjadi dasar dalam proses mendesain tempat pariwisata. Hal ini terkait dengan sifat manusia yang selalu ingin mendapatkan pengalaman dari perjalanannya. "Sebagai manusia, elemen alam atau biofisik adalah elemen yang pertama," ungkap pria yang akrab disapa Ahadiat ini. 
Elemen alam yang dimaksud adalah keragaman bentang alam dari satu wilayah ke wilayah lain. Elemen yang kedua adalah elemen psikologi, yang meliputi suasana sosial di suatu tempat. Sedangkan elemen ketiga adalah elemen budaya-spiritual. 
Ketiga elemen dasar diatas mendorong manusia untuk mewujudkan gagasannya menjadi sebuah wujud fisik, yakni produk. Objek produk disini meliputi elemen fungsi praktis atau guna, elemen citra dan ekspresi estetika, "Dan nilai simbolik seperti nilai spiritual, sosial dan kosmologi," jelas dosen Desain Interior Institut Teknologi Bandung ini. 
Sedangkan golongan elemen yang ketiga adalah unsur dalam proses membendanya suatu gagasan. Untuk mewujudkan berbagai elemen alam, psycho dan sosial budaya menjadi elemen produk, tiga elemen terakhir ini yang memberikan pengaruh besar. 
Mereka adalah elemen material, teknik keterampilan dan energi pemroses. Dalam seminarnya, Ahadiat mengungkapkan bahwa ke-sembilan unsur pemandu ini senantiasa berkaitan dan saling mempengaruhi untuk menggiring pada sebuah konsep desain yang optimum. 
Dengan memperhatikan sembilan elemen pemandu desain di atas, maka bisa dihasilkan produk atau artefak yang bagus bagi para wisatawan. Bagaimana tidak, interaksi dengan desain akan menciptakan stimulus yang akan ditangkap oleh indera manusia. 
Stimulus tersebut akan menciptakan interaksi dan akan menimbulkan persepsi. "Hal inilah yang membangun pengalaman bagi wisatawan saat sedang bertamasya. Baik atau tidaknya desain pariwisata akan terekam dalam kesan-kesan pengalaman itu," ungkap pria berambut putih ini. 
Untuk itulah Ahadiat menghimbau para desainer muda untuk mulai menerapkan sembilan elemen pemandu pariwisata itu dalam perancangan tempat pariwisatanya. 
Lebih jauh, Ahadiat mengungkapkan objek wisata yang bagus itu tidak akan menarik wisatawan sebesar objek wisata yang dirancang sedemian rupa untuk menarik wisatawannya. "Jadi setiap perancangan itu pasti ada kekurangan," lanjutnya.
Kini saatnya tempat wisata Indonesia kembali menunjukkan citra orisinil Indonesia. "Karena yang dicari wisatawan adalah nilai lokal dari tempat yang dikunjunginya, oleh karena itu studi mengenai ciri khas lokal suatu daerah itu penting" pungkasnya. (gol/akh).

Berita Terkait