Perolida merupakan kompetisi mengenai minyak bumi dan gas alam yang diadakan oleh Society of Petroleum Engineer (SPE) ITS Student Chapter. Kompetisi tersebut diikuti oleh universitas anggota SPE se-Asia Pasifik. Sedangkan Oil Rig Design adalah salah satu diantara empat kategori kompetisi yang mendesain dan membuat model skala atau maket landasan lepas pantai (Offshore Platform).
Terdapat Rizal Aziz selaku ketua, Rizal Malawi, M Aulia Aldi, Sandy Ramadhan, dan Rainhart Gabriel tergabung dalam satu tim. Kelima mahasiswa Teknik Kelautan angkatan 2012 tersebut memulai perjuangannya sejak Februari lalu. Hingga tiba pengumuman pada Sabtu (7/3) mereka dinyatakan lolos sebagai 10 besar finalis pada babak pembuatan maket dan presentasi.
Pada tahap awal, seluruh peserta Oil Rig Design diwajibkan untuk mengirimkan desain mereka dalam sebuah dokumen. "Kami diminta apply blue printnya terlebih dahulu," terang Rizal Aziz. Blue print adalah rancangan awal berbentuk soft copy. Sejumlah 10 finalis dari berbagai universitas se-Asia Pasifik maju ke tahap pembuatan maket dan presentasi.
Setelah lolos menjadi finalis, seluruh peserta diminta untuk membuat maket sesuai ketentuan dari panitia. "Kami diberi waktu satu bulan, dan baru kerja saat H-2 minggu," kenang Rizal Aziz. Dengan waktu yang singkat untuk membuat maket dengan tinggi maksimal 1,3 meter membuat mereka harus bekerja dengan lebih cepat.
Mengenai konsep maket Offshore Platform yang diusung oleh tim Rizal, mereka mencetuskan sebuah ide landasan lepas pantai pengeboran minyak bumi dengan tenaga solar cell eco green design in leaving quarter. "Jadi platform yang kami buat bertenaga surya juga terdapat area kebun pada area tertentu," jelas pemuda yang kerap disapa Aziz tersebut.
Desain dan pengerjaan platform secara keseluruhan ditangani oleh Aulia, Sandy, dan Rainhart. Sedangkan Rizal Malawi memiliki tanggung jawab presentasi. "Saya lebih kepada konten atau isi materi," jelas Aziz tentang pembagian kerja timnya.
Penilaian yang harus dilalui meliputi teknik dan presentasi. Penilaian secara teknik dibagi lagi menjadi detail fasilitas, kreativitas, efisiensi atau pembebanan. Masing-masing memiliki bobot 25% untuk detail fasilitas serta kreativitas dan 20% untuk pembebanan. Sedangkan prosentase sisanya yakni presentasi. "Beban dari maket platform diukur dan diuji kekuatannya," jelas Aziz tentang penilaian efisiensi.
Hal yang menurut mereka menegangkan adalah saat maket yang mereka buat ternyata terlambat tiba. Beruntungnya, hal tersebut tidak memiliki efek yang sangat signifikan. Presentasi dengan bahasa Inggris oleh tim ITS dilaksanakan di Gedung Pascasarjana pada Jumat (24/4) lalu. "Saat memasuki area prsentasi terlihat penonton dan juri terpukau dengan maket kami," kenang Rizal.
Ia mengaku puas dengan presentasi yang telah mereka persembahkan hingga mengantarkan pada juara kedua mengalahkan Universitas Indonesia. Diakuinya maket yang mereka buat sedikit kurang pada nilai efisiensi. Maket memiliki ketentuan berat maksimal yakni 30 kg sedang maket tim ITS seberat 26 kg. "Maket tim lain ada yang lebih ringan bahkan hanya 10 kg," jelas alumni SMAN 3 Malang tersebut. Juara pertama dalam kompetisi tersebut adalah tim asal University Teknologi Malaysia (UTM).
Hal menarik lain pun terjadi saat pengumuman yang dilakukan di kediaman walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini. Pasalnya, saat pengumuman akan berlangsung Aziz dan timnya tidak melihat maket yang mereka buat turut dibawa oleh panitia. Hal ini membuat Aziz beserta tim kecewa dan mulai putus asa.
Namun tak disangka, ketika tiba pengumuman tiba karya mereka berhasil menduduki peringkat kedua. "Semoga dengan keberhasilan kami bisa mengubah paradigma masyarakat mengenai jurusan Teknik Kelautan," harap Aziz.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa selama ini masih banyak yang kurang mengenal tentang luaran dari Jurusan Teknik Kelautan. "Kami bukan cari ikan," tegasnya. Ia pun berharap akan banyak prestasi lagi yang akan dicetak Teknik Kelautan. Pasalnya, bnayak hal yang sebenarnya dipelajari oleh mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan dan dapat dikembangkan menjadi prestasi. (dza/sha)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi