Menurut ketua panitia, M Teguh Priyatna bahwa alasan pemilihan Smanisda sebagai objek pelatihan adalah karena ingin materi yang disampaikan bisa lebih efektif dan dipahami oleh peserta. Hal itu, merujuk pada kegiatan POP sebelumnya, ia dan timnya memilih sasaran peserta sebuah SMP di Surabaya. "Dan output yang dihasilkan belum maksimal serta belum sesuai harapan kita," ceritanya kepada ITS Online.
Kemudian, lanjut Teguh, pemilihan objek SMA di luar kota Surabaya juga punya alasan sendiri. Yakni ingin sekaligus membandingkan kriteria siswa-siswi yang berbeda regional. "Kami pilih anggota OSIS, MPK, dan beberapa anggota ekskul Smanisda karena kami harap materi dan ilmu yang diberikan bisa dicerna lebih baik, sekaligus ingin membandingkan siswa-siswi luar kota untuk bekal evaluasi POP selanjutnya,” jelas mahasiswa Teknil Sipil ini.
Acara yang berlangsung sejak pagi hingga menjelang sore ini berupa penjelasan materi dan outbound. Materi yang dimaksud berupa materi-materi softskill yang terdiri dari pengenalan potensi diri, Ambisi Kenyataan dan Usaha (AKU) serta pribadi visioner dan prestatif.
Untuk materi pengenalan potensi diri, pihaknya menjelaskan bagaimana seseorang harus mampu mengenali sifat, karakter, dan potensi yang dimiliki agar jalan yang diambil lebih terarah punya tujuan. Lalu, konsep AKU lebih menjelaskan tentang suatu ambisi yang ingin dicapai dan perlu suatu usaha-usaha untuk mencapainya dengan mempertimbangkan kenyaatan yang ada.
Sedangkan pada materi ketiga lebih ke pemahaman bagaimana menjadi orang yang mampu memandang jauh ke depan, punya tujuan jelas, dan berani mengambil risiko sehingga nantinya mereka mampu meraih suatu prestasi untuk diri mereka sendiri. Di akhir materi, dilakukan pula diskusi dan simulasi materi. "Sedangkan pada sesi outbound kita berikan games yang ringan dan komunikatif sesuai dengan materi yang diberikan sebelumnya,” tutur Teguh.
Diakui Teguh, tujuan dari acara POP ini, adalah supaya peserta paham kalau mereka sebagai generasi penerus bangsa harus mempunyai visi, tujuan dan langkah hidup yang konkrit. Hal itu penting supaya para siswa-siswi tersebut tahu kalau hidup bukan hanya sekedar hidup, tapi juga memiliki hal yang berarti. Teguh lantas berharap dengan adanya pelatihan ini, peserta mampu memahami pentingnya mempunyai visi dan langkah-langkah dalam mencapai visi atau tujuan tersebut.
Tanggapan positif pun datang dari para peserta. Seperti yang diutarakan oleh Ketua Osis Smanisda, Aldino Haryo Pandu. Menurutnya, acara pelatihan singkat yang diberikan BEM FTSP sangat berguna dan bermanfaat. Terutama bagi pengurus OSIS kelas X yang nantinya akan menggantikan kepengurusan kelas XI. "Jadi mereka bisa berlatih dan dapat ilmu baru untuk bisa jadi leader yang baik dan dapat memimpin anggota anggotanya,” jelasnya.
Tak hanya itu, siswa asli Sidoarjo ini mengaku bisa paham dan sadar tentang kriteria pemimpin yang bagaimana untuk dirinya. "Jadi tahu termasuk pemimpin yang seperti apa dan bagaimana cara memimpin jika memiliki tipe itu. Apalagi tadi ada game langsung nya, jadi setelah dapat materi, langsung dipraktikkan di lapangan seperti simulasinya begitu,” pungkas Aldino. (akh/ady)
