ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
20 April 2015, 14:04

Menko Kemaritiman Hadiri Semnas AIPI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Dulu, wilayah kemaritiman Indonesia, hanya sejauh tembakan meriam," terang Dwisuryo membuka sambutannya. Wilayah yang kecil tersebut kemudian diperluas lagi hingga akhirnya luas lautan Indonesia menjadi satu mil dari garis pantai.

Dengan memiliki wilayah laut teritorial seluas 3,1 juta kilometer, Indonesia memiliki tanggung jawab besar. Indonesia memiliki semua sumber daya alam, seperti marine biodiversity, posisi geotektonik  yang kaya mineral dan sumber daya bumi, arus lintas Indonesia, serta international sea lanes yang mempengaruhi perekonomian. "Oleh karena itu jangan tanya apa yang kita punya. Tanyalah apa yang tidak kita punya, sebab kita memiliki segalanya," ujarnya.

Untuk memperkuat pondasi pembangunan kemaritiman, Indonesia juga harus memiliki sains dasar multidisiplin bermodalkan keanekaragaman hayati indonesia. Dalam hal ini, Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya yang sangat luar biasa. Pemanfaatan sumber daya tersebut turut menjadi tanggung jawab besar Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). "Ini adalah peran AIPI. Jangan sampai orang lain menguasai plasma nutfah kita," terangnya.

Tak hanya itu, Dwisuryo turut menerangkan pentingnya multidisiplin untuk geosains. Pasalnya, Indonesia memiliki lempeng tektonik yang kaya sumber mineral, sumber daya minyak, dan gas dilaut dalam. Meski lempeng tektonik Indonesia sering mengalami gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi, semua bencana tersebut juga berperan memperbaharui dan memberikan dampak baru bagi sumber mineral.

Selain itu, oceanografi dan ocean dynamics turut dibahas dalam Semnas kali ini. Adanya perubahan iklim, climate variability prediction, air sea interaction, dan ocean current dapat mempengaruhi energi, ikan, dan alternatif migrasi. Sayagnya, saat ini pemerintahan hanya terfokus dalam pembelian kapal yang sebanyak banyaknya.Padahal, hal tersebut dapat diatasi dengan mengoptimalkan hari layarnya, sehingga hari layar lebih sedikit daripada hari diam.

Terakhir, pembagunan teknopark yang kurang efisien jika tidak digunakan secara maksimal. "Lebih baik membangun satu teknopark ditengah tengah Indonesia sehingga dapat digunakan dengan lebih maksimal," ucapnya.

Dengan adanya seminar kali ini, Dwisuryo berharap AIPI mampu mendorong sektor kemaritiman Indonesia melalui kerjasama multidisiplin ilmu pengetahuan. "Ini adalah tugas kita bersama untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat kemaritiman dunia," pungkasnya.  (ven/sha)

Berita Terkait