Diakui Marwan, bahwa kementrian yang dipimpinnya adalah kementrian yang menggabungkan tiga fungsi. "Yakni tiga fungsi desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi," jelas menteri yang berasal dari Kabupaten Pati ini.
"Ada kurang lebih 350 kecamatan yang berasal dari transmigrasi. Dua provinsi yakni provinsi Kalimantan Utara dan Provinsi Sulawesi Barat juga hasil dari transmigrasi," imbuhnya mengenai manfaat dari hasil transmigrasi selama ini.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa hingga saat ini ada sekitar 39086 atau 52,78% desa yang masih tertinggal. Kemudian, dari jumlah itu, 15 ribu desa ternyata belum teraliri listrik. Melihat hal itu, perguruan tinggi mempunyai peran strategis dalam pembangunan pedesaan, sesuai yang termaktub dalam isi tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Lebih jauh, beberapa cara yang bisa dilakukan oleh perguruan tinggi untuk berperan dalam pembangunan pedesaan adalah sebagai berikut. Pertama, melakukan penelitian dalam bidang teknologi, terutama teknologi tepat guna. Kedua melakukan kuliah kerja nyata (KKN) untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap masyarakat.
Lalu, ketiga adalah melakukan pendampingan untuk mengawal undang-undang desa. "Keempat adalah melakukan pembinaan secara kontinyu terhadap desa, seperti mengadakan desa binaan supaya bisa mengembangkan nilai jual produk unggulan yang dimiliki desa tersebut," jelasnya.
Marwan lantas berpesan supaya pembangunan tidak hanya berkonsentrasi di Jawa saja. Di luar jawa masih banyak potensi yang belum tergarap secara maksimal. "Oleh karena itu alumni perguruan tinggi termasuk ITS ini, harus bisa mengolah daerah-daerah itu," pesan Marwan.
Selain Menteri, Open Talk yang berlangsung di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS lantai 1 itu menghadirkan pembicara lain. Pembicara itu adalah Dr Ir Eko Budi Santoso, dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS. Ia kemudian meyampaikan tentang pembahasan isu strategis pembangunan desa. "Bila ingin berkontribusi pada pembangunan desa, lihatlah apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di desa itu," ungkapnya menanggapi cara agar seseorang dapat berkontribusi aktif bagi pembangunan di desanya.
Materi yang diutarakan Eko ternyata cukup menarik minat pendengar untuk melontarkan beberapa pertanyaan. Di antaranya pertanyaan tentang bagaimana support dari lembaga sosial untuk pengembangan nasional. "Saat ini sudah banyak lembaga sosial yang kinerjanya dinilai cukup membantu kerja pemerintah," jelas Kepala Laboratorium Perencanaan PWK ITS ini.
Sementara itu, Rektor Baru ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD turut menyampaikan sambutannya atas kedatangan sang menteri ke ITS. Dalam paparanya, ia mengungkapkan kemungkinan adanya kerjasama ITS dengan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI. "ITS selalu ingin mendukung pemerintah dalam bidang pembangunan daerah di Indonesia," jelas Joni. (nan/akh).
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung