Festival yang berlangsung di halaman Jurusan Biologi pagi itu mengundang banyak orang untuk berbaur dalam keramaian. Antrian panjang mulai terlihat setelah panitia membuka layanan registrasi. Wajar saja, para mahasiswa sengaja datang untuk mencicipi durian gratis. Tampak pula ekspresi kekecewaan saat pengunjung kehabisan kuota durian.
Siti Dianawati, penanggung jawab Fruit Festival mengungkapkan, pembagian durian gratis ini merupakan stimulus agar mendatangkan banyak pengunjung. Menurut Diana, inti dari festival buah ini adalah mengenalkan buah-buahan lokal Indonesia, khususnya Jawa Timur kepada masyarakat. ”Kami mempresentasikan buah-buahan, seperti cermai (Phyllanthus acidus, red), ciplukan (Physalis angulata L., red) arbei (Fragaria x ananassa, red), srikaya (Annona squamosa L., red), dan lain-lain, yang punya manfaat besar tapi gak dikenal,” ungkapnya.
Diana menambahkan, ada tiga nilai yang ingin disampaikan dalam festival ini. Pertama, unsur edukasi yang mengenalkan buah-buahan kepada pengunjung. Selain itu juga terdapat unsur budaya, karena tema buah-buahan yang diangkat adalah khas Indonesia. ”Dan juga unsur ekonomi, kami melibatkan para pedagang, khususnya yang berbasis buah di sekitar ITS,” imbuh Diana.
Selain sosialisasi buah-buahan, festival ini juga menyuguhkan lomba makan buah. Kegiatan ini sengaja ditujukan untuk peserta yang tidak kebagian durian gratis. Peserta lomba dihadapkan dengan tiga jenis buah, yaitu rambutan, semangka dan pepaya. Peserta yang paling cepat menghabiskan buah adalah pemenangnya. Alhasil, terdapat hadiah menarik seperti semangka yang dimodifikasi bentuknya, hingga pastel berisi rambutan menjadi hadiah pemenang.
Festival buah ini, kata Diana menjadi acara puncak dari rangkaian Biological Opus Fair (BOF) VIII. Ia berharap, melalui festival ini, para pedagang yang mendirikan Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa termotivasi untuk turut serta mengembangkan buah-buahan lokal. Menurutnya, hal itu bisa memperkuat kemandirian Indonesia dalam sektor buah-buahan.
Mahasiswi Angkatan 2012 ini juga berpesan kepada mahasiswa yang hadir agar mampu menjadi penghubung kepada generasi selanjutnya, bahwa Indonesia kaya akan buah-buahan. ”Jika buah-buhan lokal kita didayagunakan dengan baik, maka akan menjadi peluang yang menjanjikan, karena selama ini kita masih mengimpor buah dari negara lain,” tuturnya.
Peserta yang hadir tampak antusias. Husnul Aini misalnya. Ia merasa senang mengikuti lomba makan buah meskipun tidak menjadi pemenangnya. ”Acaranya mantap, karena saya gak dapet durian, jadi ikut lomba makan buah. Rambutannya manis. Seneng juga bisa ngramein,” kesan mahasiswi Teknik Sipil itu sembari tertawa. (mis/sha)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,