Kultam yang merupakan agenda perkuliahan matkul Agama ini turut mengundang dua orang pemateri penting. Yaitu Dr Muhammad Zain dari DIKTIS Kemenag RI Jakarta dan Dr Imam Ghazali Said MA, salah seorang dosen UIN Sunan Ampel Surabaya (Uinsa).
Nama terakhir yang disebut menjadi pemateri pertama kultam ini. Menurutnya, beberapa penyebab munculnya radikalisme itu terdiri dari empat faktor. Faktor pertama adalah historis. Di sini ia menceritakan bagaimana proses awal berkembangnya Islam mulai fase Makkah hingga fase Madinah. Kedua adalah dikarenakan Islam itu muncul di kawasan Timur Tengah.
Faktor ketiga adalah suasana tatanan dunia internasional secara politik itu tidak ada. Keempat, banyaknya anggapan kelompok-kelompok Islam yang tidak dapat menyalurkan aspirasinya.
Kemudian sebagai pemateri kedua, Dr Muhammad Zain turut menjelaskan tentang beberapa hal mengenai deradikalisasi. Deradikalisasi sendiri merupakan cara untuk mengubah sikap radikal seseorang menjadi lebih lunak dan fleksibel.
Di sini ia menyampaikan bahwa salah satu hal yang dapat mengurangi sifat radikalisme adalah belajar di negara sendiri. "Belajar agama Islam itu tak perlu sampai ke Timur Tengah. Di Indonesia sudah cukup. Sudah banyak Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia," ucap Zain kepada peserta mahasiswa yang berjumlah sekitar 1500 orang ini.
Ia lantas memberikan apresiasi untuk kultam ini. "Sudah benar diadakan dialog seperti ini. Sebab dengan ini bisa menambah pemahaman mahasiswa tentang apa itu Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin," ujar pria yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Sementara itu, tujuan diadakannya kultam ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan deradikalisasi islam. Wawasan deradikalisasi sendiri diberikan sebagai upaya pembentengan mahasiswa dari faham radikal yang sedang berkembang luas di masyarakat. "Supaya tidak mudah terpengaruh oleh paham radikal, karena bukan menyelesaikan masalah, tapi malah menambah masalah," pungkas Drs Moh Saifulloh M Fil I selaku ketua kultam kepada ITS Online. (nan/akh).