ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
11 April 2015, 13:04

Kultam Wastek Bahas Kondisi SDA Indonesia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Dua orang itu adalah Dr Ir Gatot Kustyadji MSi sebagai Direktur Utama PT Semen Gresik dan Dr Ir Patdono Suwigjo MEngSc selaku Sekretaris Jenderal Direktorat Pendidikan Tinggi. Dibantu moderator dari salah satu dosen jurusan Kimia ITS yakni Nurul Widiastuti SSi MSi PhD, keduanya lantas bergantian memberikan materinya.
Materi berjudul Potensi Sumber Daya Alam Indonesia untuk Kemandirian Bangsa turut disampaikan oleh Dr Ir Gatot Kustyadji MSi. Menurutnya terdapat beberapa poin penting dari judul materi tersebut, yaitu tantangan Bangsa Indonesia di era global terutama mengenai kesiapan mengahadapi Asean Economic Community (AEC).
Diakui pria berkacamata tersebut, Indonesia masih sangat kurang dalam mempersiapkan AEC. "Masih banyak sumber daya alam yang dijual sebagai bahan baku mentah yang tidak dieksplor dan diolah dulu," tutur Kustyadji kepada seluruh mahasiswa ITS yang mengikuti mata kuliah Wastek semester ini. 
Praktik inilah yang menjadi penyebab Indonesia tidak dapat meningkatkan nilai jual tambah dari sumber daya alamnya. Bahkan, meski Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah dan sebaran penduduk (SDM) usia produktif yang mendominasi, malah membuat bangsa ini sebagai target produksi dan perdagangan dari negara lain. 
Dominasi asing terhadap Indonesia pun meningkat dari yang awalnya 20% pada tahun 2008 lalu menjadi 50% pada 2014 lalu. "Kalau sudah begini pihak asing lah yang menikmati keuntungannya bukan kita," tegas pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Produksi PT Semen Tonasa ini. 
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa dengan produktivitas tenaga kerja yang besar, Indonesia seharusnya memiliki peluang dan potensi yang sangat besar untuk berkembang. "Bahkan bisa sampai Indonesia yang seharusnya membawahi AEC," tambahnya. 
Selain itu, bukan isapan jempol belaka ketika melihat populasi penduduk Indonesia yang hampir setengah populasi penduduk Asean untuk kemudian bermimpi menjadi pemimpin AEC. Kuncinya yakni mengelola SDA dengan berorientasi 3P. 
3P sendiri merupakan kepanjangan dari people, planet, dan profit yaitu sebuah metode pengelolaan SDA dengan memperhatikan kesejahteraan manusia, kenyamanan dan keselamatan bumi, serta keuntungan bagi negara Indonesia. "Bangga itu jika kita bisa berinvestasi di negera orang bukan negera kita yang menjadi pusat investasi orang asing," pesan Kustyadji. 
Sedangkan mengenai peran ITS dalam pengelolaannya, diakui Kustyadji bahwa ITS adalah lembaga pendidikan unggulan yang mencetak generasi terdidik dalam penguasaan teknologi SDA. Selain itu, Kampus yang sudah berumur 64 tahun ini juga bisa menjadi link yang menghubungkan pendidikan dengan kebutuhan industri dalam pengelolaan dan pengawalan SDA tersebut. 
Dari kampus ini juga bisa melahirkan sumber designer dan pelopor terciptanya ketahanan masyarakat dalam pengelolaan SDA maupun SDM. "Lulusan generasi muda ITS harus punya nilai kebangsaan yang kuat sehingga punya daya saing yang trengginas pula," pungkas alumnus Teknik Kimia ITS tersebut. (dza/akh).

Berita Terkait