Arifin mengaku mengambil penelitian ini dikarenakan banyaknya fenomena kerusakan akibat retakan pada jembatan maupun bangunan pada tahun 2012. Dengan timbulnya berbagai peristiwa itu, Arifin berniat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan membuat penelitian. Penelitian tersebut akhirnya jatuh pada bidang penelitian sensor berbasis serat optik
Selain itu, pada dua dekade terakhir, sensor serat optik telah menarik perhatian para peneliti karena mampu mendeteksi dan mengukur parameter fisika dalam berbagai aplikasi. Penggunaan serat optik memiliki keunggulan yakni tidak menggunakan sinyal listrik, sensitivitas dan akurasi pengukuran yang tinggi, derau rendah dan dapat dirancang untuk penginderaan jauh. "Sehingga, teknologi sensor dengan serat optik merupakan alternatif yang sangat menjanjikan," aku Arifin.
Dalam penelitian itu juga, Arifin memanfaatkan serat optik polimer dan struktur SMS untuk mendukung penelitiannya. Hasil penelitiannya dapat memberikan kontribusi dengan menyajikan sebuah sensor regangan dan pergeseran yang sederhana, mudah dibuat dengan biaya murah dan mudah digunakan.
Penelitian tersebut menghasilkan teori penelitian baru yaitu modifikasi sensor dengan pencacatan struktur polimer optic fiber (POF). Pengukuran pergeseran dengan konfigurasi sensor berbentuk sinusoida menggunakan OTDR untuk meningkatkan range, sensitivitas dan resolusi sensor pergeseran serta menghitung pengaruh suhu.
Arifin mengaku percobaan tersebut dilakukannya bersama dengan beberapa dosen teknik sipil guna meniliti beberapa bangunan, struktur beton, struktur Jembatan Suramadu, serta struktur tanggul lumpur lapindo.
Tidak hanya itu, diakui Arifin bahwa penelitian ini ternyata tidak hanya berakhir pada disertasi saja. Arifin sudah mengambil keputusan untuk mengaplikasikan penelitiannya pada bidang industri ataupun pada bangunan yang memerlukan sensornya.
Dalam sidang tersebut, Arifin berhasil meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan. Selain itu, Prof Dr rer net Agus Rubiyanto, selaku promotor, mengaku sangat bangga akan kelulusannya karena ia memanfaatkan semua hal untuk mendukung keberhasilan penelitiannya. "Arifin adalah orang yang luar biasa karena tidak mengharapkan teknologi yang canggih, tetapi ia menggunakan semua peralatan laboratorium secara maksimal," pungkasnya. (ven/akh).