KINI merupakan lembaga dakwah jurusan Teknik Kimia ITS yang dalam perhelatannya memiliki gelaran besar bernama KINI in Action (KIA) 1436. Setelah sukses digelar pertama kali tahun lalu, IPC pun masih dipercaya untuk kembali dilaksanakan. Olehnya, IPC merupakan satu dari serangkaian kegiatan KIA 1436 yang akan merangkul ide-ide kreatif dari mahasiswa untuk diperlombakan.
Dari ratusan abstrak paper yang terkumpul, pada tahap pertama dipilih seratus abstrak yang dianggap layak tampil. Peserta kemudian diminta untuk mengirimkan full paper hingga akhirnya terpilih 15 besar untuk bisa mempresentasikan karyanya di depan juri. "Kalau tahun kemarin hanya sepuluh besar, kali ini kami tambah menjadi 15 besar," kata Taufikurrahman, Ketua Panitia KIA.
Salah satu peserta, Fatihatus Syahida dari Universitas Negeri Malang memiliki ide unik yang dituangkannya di dalam paper. Fatih, sapaan akrabnya, bersama dengan Zuroidah Zeni Nurushofa membuat aplikasi indikator yang bisa membedakan antara pengemis profesi dan pengemis hakiki.
Dikatakan Fatih, tidak jarang ditemukan di jalan raya banyak pengemis yang mengatasnamakan yayasan. "Padahal setelah saya telusuri, nama dan alamat yang dimaksud tidak ada," ujarnya.
Berbeda dengan Ahmad Muhidin dari Universitas Brawijaya yang mengusung alat bernama Filtra Milk. Sebuah alat yang menurut Ahmad mampu untuk menyaring bakteri dan memisahkannya dari susu. Ke depannya, tambah Ahmad, implimentasi alatnya ini akan langsung dilakukan ke pusat pabrik pengolahan susu sapi perah. Mengenai warna serta rasapun diakuinya tidak akan berubah.
Pada gelaran kedua ini, terdapat dua tim yang berasal dari luar pulau jawa. Mereka yakni berasal dari Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar dan Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang.
Septia Melinda, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsri mengatakan, ia beserta teman-temannya bersyukur akhirnya bisa terpilih sebagai 15 paper terbaik. "IPC ini sebagai ajang kami mengembangkan diri, masalah menang atau kalah itu hal biasa, yang terpenting ilmu dan pengalamannya," terangnya. (owi/akh)