Oleh : Dadang ITS |
259
|
Source : -
Dalam pelatihan ini, Naning S Adiningsih Adiwoso, Ketua GBCI memaparkan pentingnya mempelajari konsep green building. Sebab, lanjutnya, Indonesia adalah kontributor gas karbondioksida terbesar keempat di dunia. "Dengan green building, emisi gas karbondioksida bisa dikurangi secara perlahan," tegasnya kepada peserta.
Terdapat beberapa kriteria green building yang dijelaskan Naning. Salah satunya adalah tidak memakan lahan yang terlalu luas dan dibangun secara vertikal. "Sayangnya, masyarakat Indonesia masih banyak yang tidak mau tinggal di rumah-rumah susun," ujarnya prihatin.
Menurutnya, banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat Indonesia untuk menciptakan green building. Tindakan pertama yang bisa dilakukan adalah mengurangi limbah. "Saat ini beberapa industri sudah mulai mengurangi penggunaan kemasan plastik untuk mengurangi jumlah sampah," ujar Naning.
Lalu, tindakan kedua adalah memaksimalkan penggunaan kembali. Tindakan ini menurutnya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan desain gedung. Tujuannya agar dalam masa akhir penggunaan gedung, materialnya dapat digunakan kembali. "Umumnya barang-barang interior hanya bertahan selama 30 bulan karena manusia cepat bosan. Inilah salah satu tantangan bagi para designer," tegasnya.
Selain itu, kebiasaan meletakkan tanaman hidup di dalam ruangan juga dapat menciptakan green building. Pasalnya, tanaman tersebut bisa menjadi sumber udara segar di dalam ruangan. "Jika udara yang kita hirup segar, maka fisik kita pasti sehat," terangnya.
Di akhir, Naning menekankan kepada peserta bahwa desain bangunan seharusnya dibuat untuk kelangsungan hidup manusia. Karenanya, ia berharap setiap designer, terutama jebolan ITS mampu merancang green building agar dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. "Kalau bangsa kita tidak sehat, tidak akan ada investor yang mau masuk ke Indonesia," pungkasnya. (pus/fin)