ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
29 Maret 2015, 15:03

Pentas Tugu Gambarkan Realitas Kondisi Kekinian

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah Larva dengan lakon Timbul sebagai Aliando, Kamsut sebagai hansip, juga Babon sebagai Kepala Desa (Kades). Turut serta pula Kerep sebagai penjual baju keliling dan Merem sebagai nenek tua. Larva, sebuah keluarga mahasiswa baru dari UKM Teater Tiyang Alit ITS yang mempersembahkan teatrikal tentang sebuah tugu, Sabtu (28/3).

Tugu tersebut menjadi bukti sejarah perjuanan para pendahulu dalam memperjuangkan kelangsungan hidup bangsa yang ada sekarang. Namun demikian, realita yang ada adalah sebaliknya. Generasi muda dan para petinggi kini tidak lagi peduli, acuh. "Tugu? Apa artinya tugu, lagipula sebentar lagi juga akan hancur dengan sendirinya," seru Bu Kades yang dilakoni oleh Zahrah Citra, mahasiswi Jurusan Teknik Informatika ITS.

Pada akhirnya, tugu sakral tersebut benar-benar dihancurkan oleh anak-cucunya sendiri. Keadaan dimana zaman telah berubah, simbol hanyalah simbol. Tidak ada lagi sejarah perjuangan yang berdiri tegak, kecuali kepentingan sendiri. "Benar kata penjajah, bangsaku yang memperjuangkan, bangsaku sendiri yang menghancurkan," ucap nenek di sepenggal monolog yang mengakhiri pementasan.

Teater berkonsepkan semi-realis ini diakui terinspirasi oleh realita perilaku orang-orang terdahulu yang begitu berbeda dengan sekarang. Nilai-nilai humanis yang muncul menampilkan betapa lunturnya tata krama, kejujuran, rasa hormat, hingga nasionalisme orang-orang masa kini.

Dikatakan sutradara Dzacky Zakkiyal, adanya pementasan ini menjadi bukti bahwa mereka juga bisa berkarya. Sehingga tidak hanya menumpang tenar di nama besar teater UKM Tiyang Alit saja. "Kalau kita ingin melihat pelangi, kita harus bersabar menunggu hujan, ibaratnya melakukan usaha harus benar-benar sabar dan telaten," kata mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini. (owi/man)

Berita Terkait