Dalam talkshow tersebut ratusan peserta diajak untuk menyiapkan diri menerima tantangan dari kebijakan AEC 2015 yang sudah di depan mata. "Tahun ini menjadi momentum pembuktian apakah kita siap bersaing dalam kancah ASEAN atau tidak," tutur Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ir Faizal Safa MSc IPM.
Ia menuturkan bahwa para insinyur harus tangguh dalam menghadapi tantangan tersebut. "Kalau insinyur hari ini tak mampu bersaing dengan orang-orang di luar sana, akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi negara," tambahnya. Faisal pun menambahkan bahwa Indonesia butuh lebih banyak insinyur untuk menopang pembangunan dalam negeri. Seorang Insinyur, lanjutnya, pun dituntut untuk memiliki mental dan kemampuan komunikasi yang baik.
Senada dengan Faizal, Riri Arumi D ST juga menyatakan kemampuan berbahasa sudah menjadi kewajiban bagi para engineer dalam berkomunikasi dengan yang lain. "Memiliki nilai TOEFL yang bagus merupakan salah satu syarat yang harus dicapai," tutur alumni Jurusan Teknik Kimia ITS itu.
Perempuan yang akrab disapa Riri itu pun menuturkan ada kekurangan yang dimiliki oleh orang-orang pribumi. "Beberapa dari kita (orang-orang Indonesia, red) kurang percaya diri kalau bertemu orang asing," terangnya. Ia pun menambahkan dengan banyaknya SDM yang minder ini menyebabkan insinyur Indonesia sulit memiliki kapasitas insinyur kelas dunia. (hil/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan