ITS News

Rabu, 17 Desember 2025
19 Maret 2015, 22:03

Ini 12 Prinsip Animasi Ala Belanda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seperti diketahui, animasi adalah media baru dalam dunia komunikasi era modern. Tak heran bila berbagai institusi berbasis seni dan desain mulai berlomba-lomba menerapkan prinsip ini dalam pembelajarannya. Tak terkecuali Jurusan Desain Produk Industri ITS yang mulai gencar mempelajari animasi baik dua maupun tiga dimensi.

Pun demikian, kemajuan teknologi tak melulu mempermudah proses pembuatan animasi itu sendiri, seseorang tidak bisa membuat motion picture tanpa memahami makna fundamental dari animasi. Ruben Sinkeldam dari Art and Technology Department mengungkapkan ada 12 prinsip fundamental animasi yang hingga kini menjadi dasar dalam pembuatan animasi. "Seorang animator tidak bisa mengharapkan hasil yang baik dari animasinya tanpa memahami prinsip dasar dari gerakan animasi," ungkap pria yang akrab disapa Ruben ini.

12 prinsip ini merupakan prinsip gerakan gambar yang menjadikan gambar tangan menjadi hidup. Prinsi tersebut yang pertama adalah gerakan squash and stretch (meremas dan melebarkan). Prinsip ini memberikan ilusi pada berat dan volume benda, contohnya saja bola. Dengan prinsip ini, bola yang memantul tidak akan selalu berbentuk sama. "Bola dengan material lentur bentuknya akan melebar bila bertabrakan dengan benda keras," jelasnya.

Yang kedua adalah antisipasi. Antisipasi adalah gestur yang ditunjukkan objek sebelum melakukan sesuatu. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan penonton dalam suatu aksi. Contohnya ketika tokoh akan berlari, untuk membuat gambar lebih hidup maka tokoh akan menarik kaki dan lengannya sebelum berlari.

Selanjutnya adalah prinsip staging yakni prinsip yang mengatur tentang acting, timing, dan sudut pandang kamera serta setting cerita. Dalam prinsip ini, gestur tokoh sama pentingnya dengan alur waktu cerita. Apabila kondisi gestur baik namun alur waktu berantakan maka akan membuat animasi menjadi tidak menarik. "Selain itu, angle kamera juga penting untuk memberi penekanan dalam cerita animasi," ujar pria paruh baya ini.

Selain ketiga prinsip tersebut juga ada prinsip lainnya yakni pose to pose yang merupakan tahap gerakan animasi, arcs yang mengatur berhentinya gerakan, serta ease in & ease out. Dalam prinsip ease in & ease out, suatu objek tidak akan bergerak dengan kecepatan yang monoton. Sebuah mobil misalnya, di awal dan sebelum berhenti akan melambat. "Kita tidak mau animasi kita bergerak seperti robot yang selalu monoton," celetuknya.

Selain itu ada prinsip solid drawing, secondary action, timing, follow through, serta exaggeration. Exaggeration (hiperbola, red) memberikan efek melebih-lebihkan dalam gerakan. Tujuannya adalah untuk memancing tawa dari audiens atau memberikan penekanan pada suatu kejadian. Contohya terjadi dalam kartun Tom and Jerry dimana karakter sering diibaratkan meloncat hingga keluar planet ketika kesakitan.

Terakhir, Ruben menjabarkan mengenai prinsip appeal yang mengharuskan animator memberikan kemenarikan dari animasinya. Entah dalam desain karakter maupun cerita, prinsip ini penting untuk digunakan lantaran kita harus meyakinkan audiens untuk terus menonton. Ruben mengingatkan mahasiswa untuk membuat karakter yang sederhana dan karismatik. "Karakter yang asimetris dan terlalu kompleks akan membuat audiens kehilangan ketertarikan," ungkapnya.

Di akhir, dengan kuliah tamu ini, Ruben juga berharap mahasiswa akan semakin peka untuk memperhatikan gestur dan gerakan ketika membuat animasi. Menurutnya, di zaman sekarang, teknologi telah mempermudah pekerjaan desainer dan animator. Namun, Ruben tidak mau mahasiswa lupa bahwa teknologi hanya sebuah alat, namun skill dan kepekaan seniman tidak akan tergerus waktu. "Untuk itulah mahasiswa harus tetap semangat belajar dan meningkatkan kepekaan, jangan mau bergantung pada teknologi," pungkasnya. (gol/man)

Berita Terkait