ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
08 Maret 2015, 21:03

Tri Rismaharini : Semua Akan Mungkin Jika Kita Mau

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Bu Risma lewat talkshow berdurasi dua jam tersebut memaparkan pengalaman selama menjadi seorang Wali Kota Surabaya. Kepada para peserta yang mayoritas adalah mahasiswa, wali kota terbaik ketiga di dunia tersebut menginspirasi melalui kisah masa lalunya dalam menempuh pendidikan di bangku kuliah. "Apa yang tidak pernah saya coba, mulai paduan suara, basket, mendaki, bahkan saya pernah jalan sendiri ke area lokalisasi Dolly," kenang Risma. 
Diakui Risma, rasa penasaran yang besar membuat dirinya semakin tak henti dalam belajar. Rasa penasaran inilah yang menurutnya harus dikembangkan oleh mahasiswa agar selalu termotivasi untuk menambah wawasan tentang segala hal. Dengan begitu ilmu yang didapat berawal dari penasaran akan semakin luas. "Berani untuk mengaplikasikan ilmu yang kita dapat, tapi jangan lupa juga untuk mengabdi pada masyarakat," pesan Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya tersebut. 
Untuk menanggapi penjelasan Risma, Mohammad Alfan, salah satu peserta Cerita mengajukan pertanyaan mengenai kemacetan yang terjadi di Surabaya. Mahasiswa Statistika 2012 tersebut mengajukan gagasannya dalam menanggulangi kemacetan berupa bus yang terinspirasi dari kota Yogyakarta. "Coba kita lihat apakah disana bus nya ramai penumpang,atau kosong?" balik Risma menanyakan. 

 Bagi Risma, ia tak mau memilih solusi yang memiliki penyelesaian sementara. "Saya memikirkan kota Surabaya bukan sebatas masa jabatan saya, tapi untuk selamanya, masa depan," jelas ibu wanita kelahiran Kediri. Diakui Risma, cara berfikir seperti inilah yang harus dimiliki mahasiswa yakni berpikir visioner

Pun Risma sedang merancang angkutan pengganti mikrolet yang mampu menampung lebih banyak penumpang dan nyaman untuk digunakan. "Selama belum ada angkutan yang lebih rumah dari motor, Surabaya tidak bisa bebas dari kemacetan," tuturnya. Angkutan masal yang terintegrasi, murah, nyaman, dan tak merusak wajah kota Surabaya adalah solusinya. 
Bahkan, Risma  mengaku sering  juga terjebak macet dan tak segan ikut mengatur jalan. Dengan watak low profile-nya, berangkat ke kantor dengan pengawalan bukanlah gaya kepemimpinannya. Alumnus Arsitektur ITS tersebut mengaku tak mudah menyelesaikan masalah yang dihadapi Surabaya. ”Namun dengan kemauan dan kerja keras tidak ada yang tidak mungkin untuk tercapai,” pungkasnya. (dza/ady)

Berita Terkait