ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
07 Maret 2015, 15:03

Babak Baru, Finalis Pecahkan Masalah Industri

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pada stage 2 babak semifinal, peserta dihadapkan pada masalah industri di sebuah perusahaan distribusi yang baru saja berdiri.  "Mereka diminta memecahkan masalah tersebut dengan dasar keilmuan teknik industri. Sebagai pendukung, mereka juga wajib menggunakan software untuk optimasi,” jelas Pilus Doni Surya Gumilang, kepala Divisi IE Fair Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) ITS.

Lebih lanjut, stage yang berlangsung sekitar 4,5 jam ini bertujuan untuk menghasilkan penyelesaian masalah guna meningkatkan efisiensi perusahaan. "Di antaranya adalah efisiensi biaya, waktu, dan sumber daya untuk memaksimalkan keuntungan," lanjut mahasiswa asal Jogjakarta  ini.

Meski cukup menguras pikiran dan tenaga, para peserta mengaku tetap menikmati rangkaian proses kompetisi yang telah enam kali digelar ini. "Syukurlah kami sudah terbiasa dengan masalah komputasi dan optimasi yang memang akan dihadapi oleh lulusan TI di dunia kerja nanti," tutur Feryca Andreani, semifinalis asal Universitas Surabaya.

Selain menyelesaikan masalah, para semifinalis juga diajak mengunjungi PT. Pelabuhan Indonesia(Pelindo) III di Tanjung Perak, Surabaya pada Jumat (6/3). Dalam kunjungan tersebut, dijelaskan tentang seluk beluk dan proses operasi perusahaan yang bergerak di sektor transportasi laut itu. 

Veronica Puji Astuti, salah satu semifinalis, mengaku pengalaman ini cukup mengesankan. Pasalnya, ini adalah kali pertama ia mengetahui proses pengelolaan pelabuhan. "Selama ini pengetahuan saya ternyata masih kurang. Indonesia nyatanya memiliki pelabuhan percontohan yang sudah dilengkapi alat-alat canggih," ujar peserta asal Universitas Atma Jaya ini.

Finalis Jadi Problem Solver Perusahaan

Berakhirnya stage 2 babak semifinal menandakan dimulainya persaingan pada babak final. Sebagai hasil akhir, terpilih lima tim terbaik yang berhak melaju ke babak puncak untuk memperebutkan hadiah total senilai 4250 dollar AS. Kelima tim tersebut dari Universitas Surabaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universiti Teknologi Malaysia.

Selanjutnya, kelima tim tersebut akan diajak mengunjungi PT. Terminal Teluk Lamong, perusahaan terminal peti kemas yang baru saja berdiri pada September 2014 lalu. "Karena baru beroperasi, masih terdapat banyak masalah, di antaranya material handling yang diterapkan belum efisien," jelas Achmad Fauzi, panitia acara. Hal inilah yang melatarbelakangi keputusan menjadikan PT. Terminal Teluk Lamong sebagai objek studi kasus di babak final.

Pada tahap ini, para finalis dituntut untuk mencari solusi terbaik bagi permasalahan perusahaan terminal peti kemas semiotomatis pertama di Indonesia itu. Masalah tersebut harus ditinjau dari segala aspek sesuai dengan keilmuan teknik industri yang mengedepankan pola systemic thinking. "Sebagai output, pemecahan masalah terbaik akan direkomendasikan ke PT. Terminal Teluk Lamong," pungkas Fauzi. (ayi/ali)

Berita Terkait