Kedua belas universitas tersebut adalah University of Aberdeen, University of Birmingham, Bournemouth University, Coventry University, Harper Adams University, dan University of Huddersfield. Selain itu juga ada University of Leicester, Middlesex University, Northumbria University, Queen Mary University of London, University of Reading, serta University of The West of Scotland.
Adapun PT Indonesia yang hadir dalam pertemuan ini berasal dari beberapa daerah. Dari Jawa Timur ada Universitas Airlangga, Universitas Jember, Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Trunojoyo Madura, dan ITS. Sedangkan dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, hadir juga delegasi Universitas Sebelas Maret dan UPN Veteran Yogyakarta. Dua PT luar Jawa pun tak mau ketinggalan, seperti Universitas Udayana dan Universitas Pattimura.
Dalam kunjungan tersebut, pimpinan universitas di Indonesia dan Inggris yang hadir mempresentasikan program pendidikan dan fokus riset masing-masing. Dengan begitu, universitas di Indonesia memiliki gambaran untuk melakukan ekspansi kerjasama dengan universitas delegasi yang memiliki kesamaan bidang penelitian.
Ivana Irene Helen Adam, ketua panitia dari ITS International Office menyatakan, ITS ditunjuk oleh British Council Indonesia dan United Kingdom Higher Education (UK HE) International Unit untuk menjadi tuan rumah dalam kunjungan ini. ”Kami hanya memfasilitasi pertemuan ini dan ITS ditunjuk karena mewakili PT di wilayah Indonesia bagian timur,” jelasnya.
Bagi Joseph Taylor, Policy Officer UK HE International Unit, penunjukan ITS sebagai tuan rumah dikarenakan posisinya yang strategis. Selain itu, ITS juga dinilai memiliki catatan sejarah yang menarik dan memiliki jurusan yang lebih kuat dan maju dibandingkan dengan yang lain. ”ITS juga sangat aktif dalam melakukan program internasional,” ujar pria yang baru pertama kalinya ke Indonesia itu.
Ketika ditanya keuntungan bekerjasama dengan universitas di Inggris, Joseph mengungkapkan banyak manfaat yang akan diperoleh. Di antaranya, beberapa universitas di sana masuk dalam jajaran universitas terbaik dunia yang memiliki banyak ahli keilmuan. ”Universitas di Inggris juga sangat gencar dalam melakukan penelitian,” tuturnya kepada ITS Online. Di samping itu, fasilitas penunjang riset universitas di Inggris juga lebih baik dari pada di Indonesia.
Meskipun ITS ditunjuk secara khusus sebagai tuan rumah, bukan berarti seluruh delegasi universitas melakukan kerjasama dengan ITS. Prof Dr Darminto, MSc, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Inovasi dan Kerjasama, mengatakan tidak ada hitam di atas putih antara ITS dengan universitas delegasi terkait kunjungan ini. Namun, menurut Darminto, ke depan ITS berencana memperluas kerjasama di bidang maritim dengan universitas di Inggris. ”Sebenarnya kita (ITS, red) sudah ada kerjasama dengan UK, bahkan dosen kita juga banyak yang merupakan lulusan sana,” terangnya.
Para pimpinan universitas di Indonesia sangat antusias mengorek informasi dengan universitas delegasi. Dr Ir M Nurcholis, M Agr misalnya, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta itu mencari universitas mitra yang sesuai dengan bidang keunggulan universitasnya, seperti kebumian dan pertanian. ”Kerjasama global itu penting, karena bisa saling meningkatkan kualitas kedua institusi,” tegasnya. (mis/ali)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh