Sebagai promovendus pagi itu, pria yang akrab disapa Nurul ini menjelaskan disertasinya yang berjudul Pengembangan Friction Stir Welding (FSW) pada Paduan Aluminium 5083 untuk Struktur Kapal. Dalam disertasi tersebut, ia berhasil mengembangkan metode pengelasan struktur kapal yang baru. Metode tersebut pun diharapkan dapat diaplikasikan di beberapa galangan kapal di Indonesia.
Menurutnya, metode baru FSW ini dapat mengelas dan menyusun struktur kapal dengan baik dan hemat energi. Sebab, bahan mikron yang dihasilkan untuk pengelasan tersebut tidak dibutuhkan terlalu banyak. "Karena juga lebih efisien dan tidak banyak menghasilkan asap polutan yang berbahaya," tutur Nurul.
Diakui Nurul, apabila dibandingkan dengan cara pengelasan konvensional biasanya (fusion welding), FSW ini juga jauh lebih kuat dan hemat biaya. Alasanya, proses pengerasan yang dibentuk pada metode konvensional tidak menjamin terjadinya keretakan di area sambungan tersebut.
Hal itu berbeda dengan cara FSW, dengan partikel mikron yang lebih lunak dapat menyusup ke area terkecil sambungan dan menyusun kekuatan lebih di area tersebut. "Hasilnya juga jadi lebih rapi, tidak ada gelembung distorsi di bekas pengelasannya seperti biasanya," jelas pria kelahiran Sragen Jawa Tengah ini.
Lebih lanjut, Dosen Fakultas Teknik Uiversitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini memberikan contoh sebuah kapal yang teknik penyusunan strukturnya memakai metode pengelasan FSW. Adalah salah satu kapal Navy milik militer angkatan laut Amerika yang telah menggunakan metode ini. "Di luar sana sudah banyak dikembangkan dan bahkan langsung diaplikasikan, karena memang hasilnya mempengaruhi struktur kapal jadi lebih rapi dan kuat," tutur Nurul.
Dalam jangka panjang selanjutnya, diakui Nurul bahwa penelitianya akan tetap dikembangkan. Apalagi, di daerah Solo, lulusan teknik mesin ITS ini sudah mempunyai bengkel otomotif sendiri. "Di sana juga saya memakai teknik ini untuk pengelasannya, jadi sebenarnya bisa dipakai global, namun untuk saat ini fokus di dunia perkapalan dulu," pungkas dosen yang mempunyai dua anak ini. (akh/guh)