ITS News

Senin, 15 Desember 2025
27 Februari 2015, 23:02

GCW Berikan Tips Jadi MC Yang Baik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Nur Intan Setiati mengatakan, di acara internasional, mungkin akan ada penunjukan untuk menjadi pembawa acara. "Materi tentang MC ini sangat berguna, karena saat kita mengikuti event international mungkin saja kita ditunjuk untuk mengisi acara, performance, dan melakukan segala hal untuk tampil di depan pendengar," ujar mahasiswi JTI 2012 ini.

Ia pun mengajarkan bagaimana caranya mendapatkan perhatian dari para pendengar. Kuncinya terletak pada bagaimana cara berpenampilan dan enak dipandang. Selain itu, kesiapan konten dan penguasaan rundown acara sangat diperluakan untuk menjadi seorang MC.

MC merupakanorang yang harus mampu menjembatani anatara panitia dan dan peserta. Sehingga, selain intonasi, volume suara juga manner adalah poin penting. "MC tidak harus lucu, tetapi ada poin yang harus dipenuhi agar acara bisa lebih baik," tambahnya lagi.

Akan tetapi, perbedaan budaya adalah hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi. Terutama menjadi MC di depan orang banyak. Intan juga menjelaskan bahwa Indonesia terlalu terikat dengan custom, adat dan budayanya. Mengucapkan salam sebagai opening dan closing, tidak perlu membawa kepercayaan personal. Karena di luar negeri itu adalah hal pribadi. Mungkin cukup dengan mengucapkan selamat pagi, siang, atau malam.

Adapun hal lainnya yang wajib dilakukan di Indonesia, tetapi tidak harus dilakukan di luar negeri adalah penggunaan kata maaf. "Di event international, tak perlu berkata maaf, karena semua orang sudah positive thinking bahwa dia MC bukanlah panitia. MC hanya bertanggung jawab berbicara di depan dan menjalankan amanah panitia," pungkasnya.

Hal yang berbeda dikatakan oleh Nihlatul Falasifah.Ada tiga jenis acara yang harus dipahami oleh MC. Yaitu jenis acara, formal, semi formal dan non formal. "Untuk formal biasanya  akan dihadiri tamu-tamu besar, semisal dari alumni dan lain-lain, sehingga pakaian rapi dan tata bahasa harus terstruktur," ujar mahasiswi Jurusan Teknik Fisika 2011 ini.

Acara formal yang familiar diselenggarakan adalah opening ceremony, official ceremony dan lain sebagainya. Sedangkan untuk acara non formal yang biasa dihadiri oleh mahasiswa asing, seperti welcome dinner, sharing session, cultural night dan camp fire.

Lanjut Nihla, pemilihan kosa kata yang tepat juga menjadi pertimbangan. Seperti "Diksi tidak banyak yang berbeda antara acara formal dan non formal. Seperti dalam acara formal penggunaan distinguish dan annorable, jika di acara non formal itu pun tidak apa, hanya saja diksi untuk panggilan kepada audiensi, seperti ladies and gentlemen untuk acara formal dan dude, guys, friend itu untuk acara non formalnya," pungkasnya. (riz/guh)

Berita Terkait