ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
24 Februari 2015, 21:02

SIDI Mantapkan Bekal Peserta

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam paparannya, Dr Ing Setyo Nugroho, koordinator tim ITS menjelaskan, terdapat tiga tahap pengembangan dalam peta strategi program SIDI. Pertama, tahap eksplorasi awal yang sudah berjalan tahun lalu, kemudian tahap analisa keuntungan yang akan dilaksanakan tahun ini. Yang terakhir adalah tahap perancangan desain prototipe yang rencananya akan dilaksanakan tahun depan.

Menurut Setyo, program sebelumnya akan memberi gambaran cukup jelas sebagai bekal peserta SIDI tahun ini. Tidak hanya itu, mereka juga sudah menentukan topik pengembangan yang akan diterapkan pada kedua pulau itu. Pengembangan agrikultur untuk tanaman Moringa alias Kelor dan Rumput laut sengaja dipilih untuk dikembangkan di Pulau ini. ”Permintaan hasil olahan kelor sangat besar di Eropa. Sedangkan di sini kita punya banyak. Mengapa tidak kita kembangkan secara serius,” jelas Wakil Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ini.

Keindahan alam yang sudah tidak diragukan lagi menjadi alasan bagi Pulau Maratua untuk dijadikan sebagai tempat pariwisata. Meski demikian, Setyo belum bisa menjelaskan mengenai konsep pariwisata seperti apa akan mereka usung dalam SIDI. Apakah ingin dijadikan seperti Bali ataukah seperti Bunaken, itu tergantung keputusan dari analisa bersama. ”Namun yang pasti bukan pariwisata untuk wisatawan massal. Sebab, daya tampung pulai ini tidak memenuhi,” imbuhnya

Pada kesempatan yang sama, Dr Wolfgang Busse, perwakilan dari Hochschule Wismar di ITS juga menjelaskan tantangan yang akan dihadapi oleh peserta SIDI 2015. Untuk peserta yang tergabung dalam Tim Maratua, menurutnya, mereka harus mampu membuat sebuah konsep penginapan terpadu yang menarik dan berkelanjutan mandiri untuk para wisatawan. Selanjutnya, konsep transportasi di pulau dan cara akses lokasi juga harus dirancang dengan efisien.

Sementara untuk Tim Poteran, mereka harus bisa merancang teknologi pengolahan dan persiapan organisasi prototipe unit produksi kelor. Rancangan ini terdiri dari tiga topik yang saling mendukung, yakni draf konsep agrikultural, draf mengenai konsep teknologi yang akan digunakan dan draf perencanaan bisnis. Alhasil, kualitas menjadi hal yang dinomorsatukan dalam proses produksi olahan ini. ”Sebab, hal itu merupakan kunci untuk menembus pasar internasional,” tegasnya.

Ronny Adhikarya, salah satu perwakilan dari pihak industri memberikan tanggapan kritis pada pelaksanaan SIDI tahun ini. Ia menekankan kepada semua peserta bahwa tak perlu menyulap Pulau Poteran menjadi pulau yang mewah, memiliki hotel berbintang dan infrastruktur yang berlebihan. Menurutnya peserta harus mampu membuat konsep pemasaran yang dapat membuat pengunjung memiliki usaha lebih atau gairah pribadi untuk datang ke Poteran.

Sama halnya untuk konsep pengembangan ekonomi di Maratua. Peserta harus mampu membuat permodelan bisnis yang matang. Memang benar proses produksi dilakukan di lokal, namun keuntungannya kecil. Kebanyakan laba besar ada pada nilai tambah ketika produk itu sudah diolah lebih lanjut. ”Jangan sampai membuat mereka frustrasi karena sudah berharap lebih. Namun hasilnya tidak sesuai ekspektasi,” tandas Ronny. (ao/fin)

Berita Terkait