ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
21 Februari 2015, 18:02

SPE Dan SEG Kembali Adakan IPEE

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang akan digelar selama  lima hari tersebut dimulai dengan topik eksplorasi. Tidak tangung tanggung, dua dari  pembicara yang didatangkan merupakan VPMR (Vice President Management Representative) SKK Migas.  Kedua pembicara tersebut adalah Dickson TM Mangunsong  VPMR PT Energi Mefa Persada, serta Luky Hidayat diangkat , VPMR Medco E&P Indonesia

Dalam presentasinya, Dickson menjelaskan banyak hal mengenai eksplorasi minyak dan gas bumi. Termasuk penguasaan dan pengusahaan kegiatan usaha hulu migas, filosofi kontrak kerja sama, wewenang SKK Migas, tahapan dan pelaku kegiatan usaha migas, serta memberikan ilustrasi tahapan dan pelaku industri migas di Indonesia.

Dikatakan oleh Dickson, setiap kepentingan dalam pelaksanaan eksplorasi sangat membutuhkan kolaborasi. Sebab, jika tidak demikian yang terjadi merupakan kerugian yang sangat besar. "Jika semua bertindak semaunya, maka semua bagian akan mengambil manfaat untuk diri sendiri. Ini akan menjadi bahaya yang sangat besar," papar Dickson.

Sedangkan Luky menerangkan tentang  sinergi SKK Migas, stakeholder di pusat, wilayah eksplorasi di indonesia,  diagram minyak bumi di onshore, fasilitas sumur, fasilitas produksi,  dan proses pelaksanaan lifting. Menurut Luky, penggunaan teknologi dalam pengeksplorasian minyak dan gas saat ini sudah menggunakan teknologi yang sangat baik. "Kalau masalah teknologi moderen gampang diatasi, yang penting adalah kemampuan SDM dalam penggunaan teknologi tersebut," ungkapnya.

Dikatakan Luky, untuk memperoleh pengetahuan tentang pengeksplorasian minyak dan gas, mahasiswa harus banyak belajar. Termasuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri. "Anda harus memiliki pengalaman belajar di negeri luar. Namun ingat, anda harus kembali untuk menerapkannya di Indonesia" Pesan Luky kepada mahasiswa.

Selain itu, yang menjadi permasalahan dalam pengeksplorasian minyak dan gas saat ini adalah belum tersedianya galangan kapal milik Indonesia sendiri. Hal itu membuat pengeksplorasian di Indonesia sangat terbatas. "Menjadi tantangan bagi para investor untuk membangun galangan kapal milik Indonesia. Kalau perlu dibangun di Nusa Tenggara dan Papua," papar Luky.

Menurut luky, pengeksplorasian gas dan minyak bumi sangat berbeda sehingga tidak boleh disamakan. Misalnya saja dalam penggalian sumur sumur gas, harus dilakukan secara berhati hati. Jika tidak, dapat merusak reservoirnya. Juga,  gas tidak bisa disimpan secara sembarangan tetapi harus terlebih dahulu dicairkan. "Dalam penggalian gas bumi, harus terlebih dahulu melakukan perjanjian antara penjual dan pembeli, baru gas dapat dieksplorasi," pungkas Luky. (ven/ady)

Berita Terkait