ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
19 Februari 2015, 13:02

Menulis Statement of Purpose? Ini Rahasianya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Memasuki hari ketiga, GCW mengupas materi tentang tips mempersiapkan aplikasi beasiswa, seperti curriculum vitae dan statement of purpose atau juga dikenal dengan motivation letter. Workshop yang berlangsung di Gedung Student Community Centre ini masing-masing disampaikan oleh Dr rer pol Heri Kuswanto, Msi, Wakil Ketua ITS International Office  dan Dr Eng Dhany Arifianto,ST M Eng, asisten profesor di Jurusan Teknik Fisika ITS.

Dhany mengatakan, statement of purpose merupakan sistem penerimaan secara konvensional di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Di luar itu, ada juga beberapa negara yang menerapkan sistem bypass, seperti Jepang dan Singapura. ”Sistem ini bisa melalui korespondensi dengan profesor, jika profesor menyetujui, bisa langsung diterima,” ujarnya.

Kualitas kandidat yang dicari pun turut ditentukan oleh statement of purpose. Dari dokumen ini, menurut Dhany, universitas dapat melihat kepribadian kandidat. Oleh karena itu harus dibuat semenarik mungkin. Isinya berisi tentang motivasi dan pengalaman terbesar yang mendukung studi untuk sampai pada cita-cita. ”Hindari menulis riwayat prestasi atau pengalaman sejak kecil,” seru alumnus Tokyo Institute of Technology, Jepang itu.

Dalam menulis statement of purpose, lanjut Dhany, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antaranya adalah harus dimulai dengan paragraf yang menarik. Hal ini bisa dilakukan dengan menyajikan tragedi yang pernah dialami dan dapat memotivasinya hingga seumur hidup. ”Jika paragraf awal saja tidak menarik, aplikasimu langsung dibuang ke keranjang sampah,” tutur Dhany.

Tak ketinggalan, dalam mendeskripsikan penelitian dan bidang minat harus sangat spesifik. Karena suatu bidang ilmu yang diajarkan di Indonesia bisa menjadi kajian yang sangat luas di negara lain. ”Electrical Engineering misalnya, bidang elektro yang mana? Ada yg kaitannya dengan Biologi, Statistika, Komputer, dan seterusnya. Jadi, harus sangat spesisfik,” urai pakar neuro-signal processing itu.

Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah menerapkan tiga aturan. ”Yang pertama baca lagi, yang kedua baca lagi, dan yang ketiga mengacu pada aturan pertama (baca lagi, red),” jelas Dhany. Membaca dan mengoreksi lagi statement of purpose yang telah dibuat sangat penting agar menghasilkan tulisan yang sempurna (mis/sha).

Berita Terkait