”Saat saya kuliah di ITS dulu tak pernah melihat mahasiswa wanita sebanyak di MB ini. Coba Jurusan MB sudah ada sejak dulu, tidak gersang ITS,” canda Irnanda mengawali kultam pagi itu. Gelak tawa peserta pun seketika memenuhi ruangan.

Sesuai dengan tema yang dibawakan, Irnanda menekankan akan pentingnya visi terhadap suatu usaha. Baginya, jika tidak memiliki semuanya, misalnya modal atau keahlian, cukup memiliki visi yang meyakinkan dan dijalankan dengan teguh. Dengan begitu, sebagai pemimpin perusahaan akan memiliki jiwa transformatif dan inovatif.

Transformatif yang dimaksudkan adalah menjadi seorang katalis dan menjadi penggerak suatu perubahan. Seorang pemimpin, menurutnya, juga harus terus berinovasi terhadap perubahan itu. ”Kekuatan visi itu sangat, sangat penting,” ujarnya menekankan.

Namun, lanjutnya, sebuah visi harus disertai dengan keyakinan. Keyakinan dalam hal ini adalah keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan keyakinan terhadap usaha sendiri. Masalah yang dihadapi akan menjadi batu terjal yang kecil jika disertai keyakinan kepada Tuhan bahwa di setiap masalah pasti ada solusi.

Terlepas dari hal tersebut, Irnanda mengimbau untuk mulai dari hal kecil seperti memimpin diri sendiri. Menurutnya, jika sudah bisa memimpin diri sendiri, maka orang lain akan dengan mudah dipimpin. Tentunya, visi yang dimiliki akan tercapai jika ada dua poin lagi yang dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu kerja keras dan konsistensi. Di akhir kultam, Irnanda berpesan kepada peserta untuk menjadi pemimpin bisnis yang visioner, amanah, jujur dan syukur. Karena baginya, hidup ini adalah pengabdian untuk orang lain bangsa dan negara.

Irnanda pun turut memberikan masukan kepada para wirausahawan muda ITS. Fasilitas dari alumni seperti organisasi Himpunan Pengusaha Alumni (HIPA) ITS bisa menjadi bantuan untuk mengembangkan bisnis. Seperti contoh networking  dari jajaran alumni. ”Karena dari segi itu, setidaknya bisa mendukung pengembangan bisnis dalam hal jaringan,” tandasnya. (van/fin)