Luthfi Surya Muchamad, Ketua Panitia Biologi Opous Fair (BOF), menjelaskan bahwa Olimpiade Nasional ini merupakan gelaran olimpiade ke-8 yang dilaksanakan oleh Jurusan Biologi.Berbeda tahun dari tahun sebelumnya, kali ini peserta yang lolos menuju babak final kategori SMA akan memperebutkan Piala Gubernur dan tiket free pass masuk Jurusan Biologi.
Tak ayal, kompetisi ini pun mengundang banyak antusias peserta. Sebanyak 1245 peserta dari dua kategori yang diperlombakan yaitu tingkat SMP dan SMA melampaui target awal. "Jumlah peserta yang mendaftar dalam gelaran olimpiade ini diluar ekspektasi kami," ungkap Luthfi.
Setelah tahap awal, sebanyak 104 peserta yang terdiri dari 51 peserta katagori SMP dan 53 peserta katagori SMA berhasil lolos ke babak semifinal. Selanjutnya, hanya akan dipilih sepuluh peserta terbaik yang menuju babak final. "Sepuluh peserta yang berhasil lolos ke babak akhir terdiri dari lima peserta kategori SMP dan lima peserta katagori SMA," tutur mahasiswa Jurusan Biologi ini.
Selanjutnya, peserta yang lolos ke babak grand final akan diuji kemampuannya. Dalam tahap ini, peserta tidak hanya mengerjakan soal essay mengenai keilmuan biologi saja. Namun, peserta juga diajak untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka tentang biologi dalam bentuk praktikum. Sebanyak lima kategori praktikum dikompetisikan dalam babak akhir ini. Diantaranya, praktikum zoology, botani, mikrobiologi, ekologi, dan biokimia.
Kepada ITS Online Upi menjelaskan, dalam pengerjaan praktikum ini peserta didampingi oleh satu dosen yang berkompeten dibidang tersebut. Nantinya, peserta diberikan beberapa pertanyaan oleh dosen pendamping. "Dosen pembimbing akan melakukan penilaian langsung dari segi ketangkasan peserta dalam menggunakan alat dan bahan uji," jelasnya. Dalam kompetisi ini, soal yang dibuat mengacu kepada standar soal nasional. Di mana soal lebih ditekankan pada logika.
Pemenang Olimpiade Biologi
Setalh melalui proses seleksi yang panjang, didapatkan pemenang dari kompetisi ini. Katagori SMP dimenangkan oleh David Nugraha, siswa SMP Kristen Petra Surabaya dengan perolehan nilai sebesar 3973. Sedangkan untuk katagori SMA dimenangkan oleh Nindya Permata, siswi SMA Negeri 3 Malang dengan perolehan nilai sebesar 4339.
Diungkapkan oleh David Nugraha, sempat tidak menyangka jika bisa menjadi jawara dalam kompetisi ini. "Awalnya saya tidak menyangka berhasil menjadi juara pertama. Mengingat tingkat kesulitan soal yang diberikan tinggi," ungkap siswa asal Surabaya.
Hal senada diungkapkan oleh Nindya Permata, juara pertama katagori SMA. Menurutnya, ini adalah kompetisi tersulit yang pernah ia ikuti. "Saya sempet mengalami kesulitan saat mengerjakan praktikum. Hal ini terjadi karena sebelumnya tema praktikum yang diujikan tidak diinfokan kepada peserta," ungkap siswa yang mendapa tiket free pass masuk Biologi ini.
Upi berharap agar nantinya kompetisi ini dapat menjalin kerjasama dengan Lembaga Belajar Bersama (LBB). "Untuk menambah kualitas dari olimpiade yang diadakan. Alangkah baiknya jika kedepannya Biologi menjalin kerjasama dengan LBB terkait," pungkasnya. (sho/oly)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi