Topik itulah yang menjadi santapan dalam acara Bincang Santai Ide Art, Minggu (8/2). Bertemakan Let Design Build The Future, talkshow yang digelar mahasiswa Jurusan Desain Produk Industri dan Desain Interior ini membahas tentang perkembangan sektor ekonomi Indonesia, terutama di sektor industri kreatif.
Menanggapi ramalan tersebut, Ir Tri Risma Harini mengaku enggan untuk langsung percaya. Ada banyak alasan untuk mempercayai ramalan yang dicetuskan oleh Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Akhmaloka Dipl Biotech PhD itu. Contohnya saja fakta tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus positif bahkan saat dunia mengalami krisis ekonomi pada tahun 2009 lalu.
Tidak lupa juga fakta bahwa dunia sangat memantau perkembangan ekonomi Indonesia saat ini. Hal ini karena peradaban dunia kini bergeser dari yang awalnya Amerika Serikat, Asia Timur untuk kemudian berpindah ke Asia Tenggara. Selain India dan China, Indonesia adalah kandidat kuat calon pemegang tahta di perekonomian dunia di Asia Tenggara. Tak mengherankan jika potensi Indonesia sangat tinggi di masa depan.
Namun, Risma tidak mau buru-buru senang dengan ramalan ini. Berdasarkan pengalamannya mengunjungi banyak negara, Risma menemukan beberapa fakta yang unik dari negara yang pertumbuhan ekonominya lebih maju. Jebolan Arsitektur ITS ini mengungkapkan, ada negara yang pertumbuhan ekonominya bagus, namun pelaku ekonominya justru bukan warga negara itu sendiri.
Hal itulah yang ditakutkan Risma akan terjadi ke Indonesia. Dengan dibukanya pasar bebas, bukan tidak mungkin warga negara asing yang justru menguasai perekonomian Indonesia. Maka dari itu, Risma menghimbau untuk tidak terburu senang dengan ramalan ini. "Lebih baik kita mulai berfikir, apa peran kita dalam mewujudkan ramalan tahun 2045 tersebut," ungkap wali kota Surabaya ini.
Maka dari itu, Risma menghimbau masyarakat maupun mahasiswa untuk mulai berfikir tentang langkah yang akan diambil untuk mewujudkan ramalan tersebut. Untuk memberikan kontribusi pun tidak usah muluk-muluk. Tidak perlu bisnis berskala masal ataupun kantor dan pabrik. Apalagi sebagian besar peserta talkshow ini adalah mahasiswa dan pelaku industri kreatif.
Menurut Risma, industri kreatif adalah jenis industri yang tidak terbatas ruang maupun waktu. Situs tokopedia misalnya. Situs ini hanya punya sebelas administrator, tanpa kantor maupun pabrik. Namun harga jual tokopedia sudah mencapai milyaran rupiah. Satu-satunya hambatan industri kreatif adalah ide yang harus senantiasa terus berkembang mengikuti trend yang berubah dengan cepat. "Kalau pelaku industri kreatif ketinggalan trend dan ide, habis mereka," cetus wanita berkerudung ini.
Untuk itulah Risma menghimbau mahasiswa untuk terus bekerja keras. Baginya, pekerjaan apapun tidak akan mudah. Semua harus dijalani dengan kerja keras dan tekad baja. Menurutnya, saat ini uang bukan lagi hambatan seseorang untuk sukses. Satu satunya hambatan adalah diri sendiri. "Maka dari itu, kita harus bekerja keras untuk mewujudkan ramalan Indonesia tahun 2045," pungkasnya. (gol/guh)