Gladi kotor ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi dengan
penjelasan konsep penyambutan tim juri AUN-QA di hari pertama. Kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yang diisi dengan simulasi dari teori yang sudah dijelaskan.

Sebanyak sepuluh mahasiswa dari masing-masing Jurusan Teknik Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Informatika dan Statistika diwajibkan hadir dalam gladi ini. Tak hanya itu, gladi ini juga mengundang beberapa  perwakilan dari dua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk menyiapkan beberapa hiburan untuk penyambutan. Diantaranya ada UKM Tari dan UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM).

Ismaini menjelaskan, terdapat beberapa acara yang akan dilakukan dalam penyambutan nanti. Pertama, mereka akan menyambut tim juri dengan beberapa lagu ASEAN yang dinyanyikan UKM PSM. "Tak hanya itu, beberapa tarian yang dibawakan oleh UKM Tari juga akan mewarnai penyambutan nanti," ungkapnya.

Sementara itu, para mahasiswa perwakilan dari keempat jurusan tersebut diminta untuk mengibarkan bendera ASEAN yang berukuran kecil. Namun para mahasiswa ini tidak sendirian.  Mereka akan ditemani oleh beberapa mahasiswa asing di ITS. "Dengan begini, atmosfer internasional akan lebih terasa. Apalagi juri AUN kebanyakan orang asing," ujar Ismaini.

Soal kostum, telah disepakati bahwa keseluruhan mahasiswa akan memakai jas almamater kecuali UKM Tari. Meski begitu, UKM PSM sepakat akan menggunakan baju dan aksesoris yang berwarna hitam. Dengan begitu, akan tampak perbedaan antara mahasiswa biasa dan tim UKM PSM meski sama-sama menggunakan jas almamater.

Selesai dengan penjelasan teoritis, gladi kotor pun dilanjutkan dengan simulasi langsung di lokasi penyambutan tim juri AUN, Gedung Rektorat ITS. Para mahasiswa ini lalu diminta untuk mengibarkan bendera ASEAN dengan diiringi lagu Song of Unity. "Dengan praktek langsung, saya harap mereka nanti tidak bingung saat penyambutan sebenarnya," kata Ismaini. (pus/oly)