ITS News

Senin, 15 Desember 2025
03 Februari 2015, 19:02

Ini Capaian Rektor ITS di Akhir Kepengurusan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selama empat tahun kepemimpinan Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA, mulai tahun 2011 hingga 2015 banyak kemajuan yang telah dicapai ITS. Diantaranya, banyak penelitian dan kerjasama baik nasional maupun internasional yang telah dilakukan.

Selain itu, pada tahun ini, ITS sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia telah berubah menjadi PTN berbadan hukum (PTN BH) dari sebelumnya PTN berbadan layanan umum (PTN BLU). Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa dibutuhkan program-program yang lebih baik untuk kemajuan ITS kedepannya. "Ada dua tahun waktu transisi sebelum kita siap menjadi PTN BH," ungkapnya.

Pada tahun ini ITS juga tengah berbenah diri menjadi Universitas Riset Bereputasi Internasional (URBI). Menurut Prof Dr Darminto MSc, untuk mencapai tujuan menjadi universitas riset bereputasi Internasional (URBI), banyak hal yang dilakukan ITS. Salah satunya meningkatkan jumlah riset atau penelitian. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah riset pada tahun 2010 sebanyak 31,6 persen menjadi 53,7 persen pada tahun 2015.

Lebih lanjut, ia menjelaskan hasil dari riset ini jika dapat dikomersialisasikan akan dipatenkan. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya yang dilakukan ITS sebagai PTN BH. "Salah satu kriteria PTN BH adalah mampu mengelola produk riset menjadi sesuatu yang dapat dikomersialkan," ungkap Darminto.

Selain itu, Tri Yogi juga memaparkan mengenai beberapa hal yang telah dicapai dalam kepemimpinannya. Diantaranya meningkatnya jumlah prestasi yang dicapai mahasiswa di setiap tahunnya. Namun, permasalahan keuangan tak luput di paparkan dalam acara ini.

Selama kepengurusannya misalnya, ia berhasil memperbaiki sistem keuangan ITS. Menurut Faqih, sebelumnya pengelolaan keuangan ITS di pegang langsung oleh wakil rektor. Hanya saja, dalam kepengurusan Tri Yogi, keuangan ITS di kelola oleh unit pengelola keuangan yang telah dibentuk. Hal ini menyebabkan keuangan ITS lebih terarah.

Dikatakan Tri Yogi, terdapat beberapa perubahan yang ia lakukan. Salah satunya adalah merubah sistem Sumbangan Pembangunan Pendidikan (SPP) menjadi Uang Kuliah Tunggal (UKT). "Selama ini, mahasiswa selalu membayar uang gedung perkuliahan di awal. Namun, dengan sistem UKT ini mahasiswa bisa membayarnya secara bertahap setiap semesternya," ungkap Yogi. Hal ini dilakukan agar mahasiswa tidak terbebani dengan biaya yang besar di awal kuliah.

Menuju MEA

Di akhir tahun 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan diberlakukan, tak terkecuali di wilayah Indonesia. Sehingga dibutuhkan strategi untuk mempersiapkannya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan akreditasi jurusan menjadi bertaraf Internasional. "Hal ini harus dilakukan agar lulusan kita kedepannya dapat bersaing secara Internasional," tutur Tri Yogi.

Ia menjelaskan pada tahun ini sebanyak empat jurusan di ITS akan di uji oleh ASEAN University Network (AUN). Yakni Jurusan Teknik Informatika, Teknik Industri, Teknik Lingkungan, dan Statistika. "Keempat jurusan tersebut akan di uji secara bersamaan selama tiga hari sejak selasa (10/2)," tuturnya.

Diakhir, Tri Yogi berharap agar kedepannya banyak jurusan-jurusan di ITS yang dapat ditingkatkan potensinya. Sehingga nantinya banyak jurusan yang mendapat akreditasi Internasional. "Akreditasi Internasional ini merupakan salah satu cara kita bersaing dalam pasar bebas," pungkasnya. (sho/man)

Berita Terkait