Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), ITS menduduki peringkat ketujuh akreditasi nasional dengan nomor surat keterangan (SK) 015/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2014. Dalam hal ini, ITS memiliki Akreditasi A dengan total nilai mencapai 368 poin yang mulai ditetapkan pada (16/1) silam.
Dikatakan Herman, kedudukan tersebut bukan karena penurunan kualitas ITS, melainkan karena banyaknya prodi yang baru berdiri di ITS sehingga persentase nilai ITS berubah dari sebelumnya. "Akreditasi tiap prodi baru tersebut mempengaruhi nilai persentase akreditasi ITS, sehingga seolah-olah kedudukan akreditasi ITS menurun, padahal sebenarnya tidak," tambah Herman.
Pun demikian, pendirian prodi baru di ITS, mengikuti dinamika kebutuhan masyarakat. Sehingga tujuannya adalah untuk membantu masyarakat menyelesaikan masalah sehari-hari. Selain itu, berdirinya setiap prodi baru di ITS merupakan salah satu prestasi ITS, dimana setiap prodi yang baru berdiri memiliki akreditasi yang baik. "Semua prodi baru yang baru berdiri di ITS memiliki akreditasi B. Bahkan ada yang masih baru berdiri sudah terakreditasi A, seperti Teknik Multimedia dan Jaringan," terang wakil rektor bidang akademik dan kemahasiswaan tersebut.
Menurut Herman, memiliki akreditasi A bagi prodi baru sangatlah sulit. Sebab, enam bulan setelah pendirian, prodi tersebut harus mengajukan akreditasi. Dalam waktu sesingkat itu, tentu prodi tersebut belum mampu memenuhi kriteria akreditasi A, seperti penyusunan kelembagaan dan kesehatan organisasi, jumlah dosen, sarana dan prasarana, mahasiswa dan lulusan, dan lain lain.
Oleh karena itu, ukuran untuk menilai prodi baru seharusnya tidak disamakan dengan prodi lama. Dalam hal ini BAN PT belum menggunakan instrumen baru, khusus untuk prodi baru. "Ini kan prodi baru, seharusnya instrumennya tidak boleh disamakan. Jika disamakan tentu akan sangat banyak kekurangan," kata Herman.
Rencana Capaian
Akreditasi yang sudah diberikan kepada prodi baru akan berlaku selama empat tahun. Selama waktu tersebut, prodi tersebut memiliki waktu untuk membenahi diri menutupi setiap kekurangan yang ada. "Sehingga, untuk akreditasi selanjutnya prodi tersebut sudah benar-benar siap untuk meraih akreditasi A," tambah Guru Besar Jurusan Teknik Mesin ITS tersebut.
Dikatakan Herman, selain akreditasi, yang utama adalah kontribusi nyata terhadap pengentasan permasalahan di masyarakat. Hal tersebutlah yang menjadi tujuan dari kurikulum berbasis outcome. "ITS untuk bangsa harus seperti itu," pungkasnya. (ven/man)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi