Mengenai status NasDEC, Ketua NaSDEC, Ir Triwilaswandio Wuruk Pribadi MSc mengungkapkan hingga saat ini belum ada peralihan. "Pihak ITS dan Kemenperin masih berdiskusi dalam hal ini," ujarnya.
Triwilas menjelaskan, saat ini pihaknya dan Kemenperin belum meresmikan NaSDEC menjadi balai besar. Alasannya, masih banyak yang perlu didiskusikan lagi mulai dari anggaran, status hukum hingga legalitasnya. "Yang jelas, peresmian menjadi pusat penelitian unggulan itu tidak mudah," tegasnya.
Diceritakan oleh Triwilas, NaSDEC sebenarnya merupakan pusat penelitian yang awalnya milik Jurusan Teknik Perkapalan ITS dan ditingkatkan menjadi skala nasional. "Saat pertama kali berdiri pada 2006 lalu, NaSDEC masih milik Kemenperin," ujarnya.
Setelah itu, lanjutnya, NaSDEC diambil alih oleh ITS dan berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Dengan status kepemilikan tersebut, akhirnya semua kerjasama berjalan di bawah ITS. Kesempatan tersebut akhirnya Triwilas gunakan untuk berinvestasi.
Dana hasil investasi tersebut lalu ia gunakan untuk merawat gedung NaSDEC bersama dengan fasilitasnya. "Selain itu uang tersebut juga saya gunakan untuk membayar beberapa karyawan di sini," ungkapnya kepada ITS Online, Jumat (23/1).
Namun, Triwilas mengungkapkan, dana hasil investasi tersebut ternyata belum cukup untuk mengembangkan NaSDEC lebih cepat. Pernyataan tersebut ia ungkapkan bukan tanpa dasar. Menurutnya, NaSDEC masih memerlukan berbagai macam software pemodelan dan komputer baru.
Oleh karena itulah, Dosen Jurusan Teknik Perkapalan ini meminta bantuan kepada Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin yang saat itu juga ikut mendirikan NaSDEC. Lalu Panggah pun mengusulkan kepada Menko Kemaritiman yang langsung meminta Kemenperin untuk mengambil alih NasDEC. "Lalu agar Kemenperind mau bertanggung jawab, maka NaSDEC ini harus dijadikan balai besar atau semacamnya," jelas Triwilas.
Alasan Lain NaSDEC Harus Dialihkan ke Kemenperin
Selain untuk mengembangkan NaSDEC, ternyata Triwilas memiliki alasan lain mengapa NaSDEC harus dialihkan ke Kemenperin. Alasan tersebut adalah sulitnya NaSDEC mendapat bantuan dana dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti).
Triwilas mengatakan, minggu kemarin pihaknya telah mengadakan rapat khusus dengan Ditjen Dikti. "Saat itu saya menanyakan kepada Ditjen Dikti mengenai pengadaan dana untuk NaSDEC. Dan ternyata untuk mendapat pendanaan syaratnya banyak," ujarnya.
Menurutnya, syarat-syarat tersebut terlalu banyak dan sulit, apalagi pendanaan NaSDEC dari ITS dan hasil investasi masih tergolong sedikit. "Untuk memenuhi syarat-syarat tersebut, jalan satu-sataunya adalah menjadikan NaSDEC sebagai balai besar atau semacamnya," tegasnya. (pus/ady)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,