ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
01 Januari 2015, 19:01

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Ketua Pelaksana MIGS-2 dan GeoTex 2015,  Dr Eng Januarti Jaya Ekaputri menerangkan bahwa symposium dan pameran teknologi ini akan dilaksanakan Bertepat di Hotel Bumi Surabaya, Jl. Jend Basuki Rahmat 106-128, Surabaya. Dalam melaksanakan Symposium ini, dosen yang akrab disapa  Januar ini,  dibantu oleh Negara Malaysia, University Malaysia Perlis,Universitas Kristen Petra, Universitas Negeri Makassar. Selain itu symposium ini didukung pula oleh, Konsorsium Riset Geopolimer Indonesia (KORIGI), Malaysian Geopolymer Society (MyGeopolymer), Center of Excellence Geopolymer & Green Technology (CEGeoGTech), Universitas Negeri Malang (UM).
Januar menjelaskan,sejarah terbentuknya  MIGS-1 pertama dihelat di Kuala Lumpur, Malaysia. "Terdapat 16 negara dari lima benua  yang diperkirakan akan mengikuti symposium ini,” paparnya senang.  Dengan jumlah peserta yang ditargetkan sebesar  80 hingga 100 orang yang berasal dari kalangan industry beton atau kontruksi industry additive beton, industry kimia dan industry-industri terkait, peneliti dan perguruan tinggi atau lembaga riset serta mahasiswa dan Negara-negara Asean Maupun luar ASEAN.

Latar belakang diselenggarakan symposium ini adalah Industry beton merupakan industry yang paling banyak menggunakan sumber daya alam terutama semen Portland. Untuk memproduksi  beton satu tahun didunia dibutuhkan sekitar 1,8 milyar ton semen. Dan untuk memproduksi 1,8 milyar ton tersebut diperlukan sekitar 3,45 milyar ton bahan dasar yang terdiri dari tanah liat dan kapur.Dalam memproduksi semen, industry semen melepaskan gas co2  yang setara dengan berat semen yang dihasilkan,”Jelasnya. Hal yang lebih fantastis lagi industry semen berkontribusi sekitar 8-10 persen dalam emisi gas co2 didunia.

Solusi dari hal ini adalah menggunakan beton geopolimer. Keuntungannya adalah beton geopolimer dikenal sebagai material non semen Portland. Penelitian mengenai beton geopolimer di Indonesia sudah dimulai lebih dari satu decade “Penelitian pertama mengenai geopolimer dilakukan oleh dosen ITS lho,” terangnya. Sudah banyak publikasi yang di hasilkan Indonesia terutama pemanfaatan fly ash sebagai bahan baku geopolimer. 
Adapapun keynote speaker dari symposium ini berupa praktisi dan para ahli geopolimer dari Indonesia, Malaysia dan Thailand yakni Prinya Chindaprasirt, profesordi bidang geopolimer dari Khon Kaen University,Thailand. Subaer Junaedi, doctor di bidang fisika geopolimer Universitas Negeri Makassar yang merupakan pendiri serta anggota aktif KORIGI.Mohd Mustafa Al Bakri Abdullah, professor di bidang material dan aplikasi geopolimer dari University Malaysia Perlis, Malaysia yang juga menjabat sebagai chairman CeGeoTech.                                                                                        
Menurut Januar tujuan diadakan symposium ini adalah untuk menyebarluaskan pemahaman tentang konsep geopolimer dan pemanfaatannya  di antara kalangan akademisi, pelaku industry beton, semen dan industry yang terkait.” Selain itu juga menyediakan sarana belajar berdasar pengalaman mewujudkan konsep green concrete,” terangnya. Mempelajari kemungkinan aplikasi pembuatan semen geopolimer pada beberapa industry beton dan semen di Indonesia. Januar pun berharap dengan diadakannya symposium ini dapat merekatkan kerjasama anatara industry, akademisi. Lebih terbuka wawasannya dan  bisa terjadi kolaborasi antar  Negara  (ila)

Berita Terkait

ITS Media Center > Berita Utama >