Muhammad Syarifudin mengatakan selain tuntutan akademik, gelaran ini juga menjadi ajang unjuk gigi mahasiswa JTI dalam mengeksplorasi ide dan kreativitasnya. Ia mengatakan setidaknya terdapat 37 karya yang dipamerkan dalam acara tahunan ini. ”Yaitu aplikasi dari mata kuliah Otomasi Industri, Perancangan dan Pengembangan Produk (P3), dan Perancangan Fasilitas," jelas Syarifudin.
Lebih lanjut, acara hasil kerjasama Laboratorium Sistem Manufaktur (Siman) dan Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja (EPSK) ini mengusung sedikitnya empat tema inovasi produk. Empat tema produk tersebut yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sustainable design, traveling kits, dan household appliances.
Pun demikian, ia menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan di Plasa dr. Angka ITS ini turut dihadiri beberapa instansi non-ITS. Seperti perwakilan Dinas Perindustrian Kota Surabaya, UMKM terkait, dan Surabaya Ergonomic Community. Ia pun yakin hal tersebut sejalan dengan realisasi produk-produk mahasiswa yang dipamerkan. "Ini juga untuk menunjukkan bahwa JTI tidak hanya belajar keilmuan teknik dan manajerial saja, tapi juga bisa menghasilkan produk yang nyata," lanjut Syarifudin.
Perjalanan Panjang
Senada dengan Syarifudin, Nanda Shofiyah menjelaskan proses pembuatan karya kelompoknya mengalami proses yang tidaklah mudah. Ia mengaku berusaha membuat alat pemotong kentang otomatis yang memudahkan para pengusaha kecil di bidang keripik kentang. "Mereka umumnya masih memotong kentang menggunakan pisau, jadi memakan waktu yang lama, karena potongannya kan harus tipis sekali," jelas mahasiswi angkatan 2013 ini.
Selain itu, ia juga bercerita mengenai durasi pembuatan alatnya yang membutuhkan waktu dua bulan lamanya. Bahkan, menyoal bagian-bagian produk ini pun dikatakannya terdiri dari beberapa komponen. Yaitu sensor untuk mendeteksi kentang yang akan dipotong, aktivator untuk menggerakkan mesin pemotong, dan controller yang merupakan program terotomasi yang dirancang.
Ada lagi produk yang menarik perhatian para pengunjung saat itu, yaitu Rotating Brush. Alat hasil rancangan Indira Fitrada dan tim ini diyakini mampu berputar dan menuangkan sabun secara otomatis. "Alat kami juga telah dirancang sesuai anthropometri tubuh manusia, jadi pengguna tidak perlu lagi membungkuk saat menggunakannya," jelas Indira. Tak ayal, sikat ajaib ini pun dinobatkan sebagai pemenang pertama kategori P3.
Selanjutnya, juara kedua kategori P3 disabet oleh tim Faza Yoshio. Inovasi produk yang ditawarkannya diberi nama WER, sebuah rak sepatu multifungsi. "Selain bentuknya yang unik, alat ini mempunyai fungsi otomatis yang bisa menghilangkan bau sepatu. Jadi, aman diletakkan di dalam ruangan, " jelas Faza.
Sementara itu, untuk kategori Otomasi Industri, alat penghitung pengunjung musholla sebagai indikator kecepatan kipas anginpun dinobatkan sebagai juara pertama. Hasil karya Noga Amelia dan empat orang rekan satu timnya ini pun diyakini mampu menghemat penggunaan listrik di masa depan. (ayi/man)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan